Sekdaprov Adhy Jatim, Karyono saat memberi paparan pada FGD Kedaruratan, Logistik dan Pralatan di Hotel Grand Mercure Surabaya, Selasa (16/1/2023).
Surabaya (mediakorannusantara.com – Sepanjang tahun 2023 angka kejadian bencana di Jawa Timur mengalami penurunan hingga 47,9% jika dibandingkan dengan tahun 2022. Adapun jumlah bencana tahun 2023 adalah sebanyak 117 kasus, sementara tahun 2022 sebanyak 244 kasus.
Atas penurunan kasus bencana tersebut, Sekertaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, menyampaikan, apresiasi dan terimakasihnya kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim yang telah berupaya secara maksimal dalam menekan kasus bencana di Bumi Majapahit.
“Perlu kami sampaikan bahwa tahun 2023, angka bencana di Jawa Timur mengalami penurunan hingga 47,9%. Ini merupakan kerja keras kita semua, yang selalu siap siaga 24 jam dan tidak pernah libur. Terimakasih sekali lagi,” kata Sekdaprov Adhy dalam FGD Kedaruratan, Logistik dan Pralatan di Hotel Grand Mercure Surabaya, Selasa (16/1/2023).
Lebih lanjut ia menyebutkan, ada 14 jenis bencana yang terjadi di Jatim sepanjang tahun 2022 hingga 2024. Beberapa diantaranya adalah banjir bandang, tanah longsor, cuaca ekstrem, kekeringan hingga kebakaran hutan dan lahan.
Akibat dari bencana tersebut, banyak warga yang mengalami kerugian baik materil maupun nyawa. Salah satu contohnya adalah kebakaran hutan dan lahan di Gunung Bromo, Gunung Arjuno dan Gunung Lawu.
“Alhamdullilah kejadian kebakaran hutan dan lahan yang banyak mewarnai Jatim pada tahun 2023 bisa ditangani dengan baik. Terima kasih kepada BPBD yang memberikan support dalam pemadaman tersebut melalui operasi udara menggunakan helikopter,” katanya.
Secara rinci, Sekdaprov Adhy menyebutkan, bencana tahun 2023 menyebabkan jumlah korban meninggal sebanyak 5 orang, 8 orang mengalami luka-luka, 24 ribu KK berdampak dan 3.485 unit rumah mengalami kerusakan.
Sementara untuk kasus bencana tahun 2022, jumlah korban meninggal 13 jiwa dan sekitar 43 orang mengalami luka-luka. Selain itu sebanyak 4.289 unit rumah mengalami kerusakan serta 110.202 KK terdampak.
Kendati terjadi penurunan, Sekdarov Adhy menegaskan, agar seluruh stakeholders untuk tetap waspada dan siap sedia menghadapi potensi bencana di masa depan. Mengingat, tahun ini seluruh wilayah di Indonesia tak terkecuali Jatim berpotensi mengalami cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi.
Hingga kini Pemprov Jatim telah mengeluarkan status darurat bencana Hidrometeorologi di Jatim tahun 2023-2024 dengan keputusan Gubernur nomor 188/698/KPTS/013/2023 yang berlaku selama 155 hari.
Selain itu, akhir Desember 2013 lalu sebanyak 31 kabupaten/kota juga telah menetapkan status keadaan darurat yakni 28 kabupaten/kota status siaga darurat dan 3 kabupaten status tanggap darurat.
“Adanya status ini salah satunya untuk menjamin kecepatan dan ketepatan dalam pengerahan sumber daya saat bencana terjadi,” ucapnya.
Tak hanya itu, Pemprov Jatim kata Sekdaprov Adhy, juga telah menerbitkan 2 surat keputusan gubernur diantaranya adalah SK Gubernur Jatim No.188/741/KPTS/013/2023 tentang klaster logistik penanggulangan bencana provinsi Jatim dan berikutnya adalah SK Gubernur Jatim No.188/670/KPTS/013/2023 tentang tim reaksi cepat penanggulangan bencana provinsi Jatim.
“Kedua surat keputusan tersebut diharapkan mampu untuk mengoptimalkan sumber daya penanggulangan bencana yang ada di Jatim,” pungkasnya. (KN04)