KORAN NUSANTARA
Nasional

Selama PPKM Darurat, Berikut Indikator yang Dipantau

Jakarta (mediakorannusantara.com) – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan sebagai koordinator Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa dan Bali terus memantau penurunan mobilitas warga, ketersediaan tempat tidur, penyediaan obat dan oksigen, vaksinasi, serta Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kesehatan.

Menurutnya pemerintah akan terus melakukan upaya untuk mengatasi persoalan pandemi COVID-19 di Indonesia.

Berdasarkan data yang dihimpun terkait aktivitas warga pada tanggal 11 dan 12 Juli 2021, di wilayah Jawa dan Bali terus mengalami penurunan mobilitas warga. Walaupun terdapat beberapa wilayah yang justru mengalami peningkatan, seperti di wilayah Pantura (Pantai Utara) Provinsi Jawa Barat dan Jawa tengah.

“Saya berharap beberapa hari ke depan, banyak wilayah-wilayah yang kuningnya (penurunan mobilitas dari -20 hingga -30 persen) bertambah,” terang Menko Marves Luhut, Selasa (13/7/2021).

Sebagai informasi, wilayah DKI Jakarta mengalami penurunan mobilitas secara keseluruhan sebesar -21,3 persen. Kemudian, pada wilayah Jawa Barat mengalami penurunan mobilitas sebesar -9,0 persen. Sedangkan, di wilayah Banten sebesar -18,1 persen.

Kapasitas Rumah Sakit

Upaya peningkatan kapasitas rumah sakit akan dilakukan melalui dua hal, yakni konversi tempat tidur di seluruh Jawa-Bali menjadi 40 – 50 persen untuk perawatan intensif dan ICU dari keseluruhan total tempat tidur di Rumah Sakit. terkecuali untuk daerah DKI Jakarta karena kapasitasnya sudah tidak mencukupi. Kemudian, untuk penambahan rumah sakit lapangan atau rumah sakit darurat yang akan dibantu oleh TNI.

“Saya minta bantuan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk terus mencari tempat yang akan dijadikan rumah sakit lapangan dan darurat. Demi membantu pasien yang masih mengantri,” ungkap Menko Marves Luhut.

Dalam menentukan rumah sakit lapangan atau darurat, pemerintah berupaya untuk mendapatkan tempat dengan kapasitas daya tampung yang besar. Hal ini dilakukan agar tenaga kesehatan tidak terserap banyak untuk pemecahan beberapa wilayah.

SDM Tenaga Kesehatan

Pemerintah juga berencana untuk menambah SDM tenaga kesehatan, baik untuk perawat dan dokter untuk mempersiapkan skenario terburuk. Untuk menarik minat relawan dokter dari dokter paska magang, diperlukan penyediaan fasilitas istirahat yang layak, memperoleh BPJS kesehatan, mendapatkan jaminan kecelakaan kerja, dan alokasi biaya komunikasi.

“Kita akan tambah perawat dan dokter yang baru lulus dan akan di training terlebih dahulu selama tiga hari,” ujar Menko Marves Luhut

Penurunan Mobilitas

Untuk menurunkan lonjakan kasus harian, pemerintah terus melakukan evaluasi dan penyekatan di beberapa titik di wilayah Jawa dan Bali. Penurunan mobilitas ini dipantau melalui tiga indikator, yakni Facebook Mobility, Google Traffic, dan Night Light dari NASA. Berdasarkan analisis historis dibutuhkan penurunan mobilitas -30 hingga -50 persen.

Oleh karena itu, Menko Luhut berharap agar semua pihak dapat terus bekerja sama untuk menerapkan aturan selama PPKM Darurat. (ip/res)

Related posts

Panglima TNI Terima 175 Personel Konga XX-J dari Kongo

kornus

Sinergitas TNI-Polri Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Virus Covid-19

kornus

Gubernur se-Jawa dan Bali Siap Imunisasi Sembilan Juta Anak dalam Satu Bulan

kornus