KORAN NUSANTARA
Headline Jatim

Rumah Aman Rodhiyah Kota Kediri, Tempat Para Relawan Bantu Anak Korban Kekerasan Anak


Kediri, mediakorannusantara.comĀ  – Rumah Aman “Rodhiyah” Kota Kediri, Jawa Timur, sudah membantu banyak anak-anak korban kekerasan terlebih lagi setelah diresmikan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar pada 2019.

Rodhiyah, pendiri Rumah Aman Rodhiyah mengatakan dukungan Wali Kota Kediri terhadap inisiatif para relawan berbagai profesi untuk memberi tempat yang aman bagi korban kekerasan seksual khususnya anak perempuan di Kota Kediri khususnya, dan wilayah Kediri Raya pada umumnya sangat baik.

“Pada saat peresmian yayasan kami, Pak Wali Kota datang dan membantu semuanya untuk acara itu,” kata Rodhiyah di Kediri, Selasa.8/12

Ia dan beberapa relawan mulai bergerak mengelola rumah aman itu sejak tahun 2014. Korban kekerasan seksual terhadap anak di Kota Kediri semakin banyak sementara belum ada fasilitas yang bisa membantu mereka menangani kasusnya. Apalagi, pekerjaan ini membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit.

Layanan Rumah Aman Rodhiyah berupa pendampingan pada para korban sampai ke pengadilan. Selain itu juga memastikan bahwa korban mendapatkan tempat yang aman dan nyaman dan tidak dikeluarkan dari sekolah meski dalam kondisi hamil. Juga keluarga korban bisa menerima bagaimana pun kondisi korban.

Di yayasan ini terdapat psikolog, terapis, pengacara, dan juga para relawan yang bekerja tidak dibayar untuk membantu para korban. Mereka mengeluarkan dana dari uang pribadi untuk membiayai biaya operasionalnya. Para relawan ini juga mencari akses bantuan untuk para korban ke Kemensos misalnya bantuan biaya pendidikan.

“Sementara ini, kami baru bisa menampung anak perempuan saja karena keterbatasan ruang yang tersedia,” kata Rodhiyah.

Rumah ini juga dijadikan tempat menginap bisa menampung maksimal lima anak. Namun untuk layanan, para relawan biasanya mendatangi rumah ke rumah korban hingga yang bersangkutan bisa mandiri.

Para psikolog yang juga relawan di rumah aman ini juga terus mendampingi. Tidak hanya kepada korban, pendekatan juga dilakukan kepada keluarga korban.

Tidak ada batas waktu. Masing-masing korban kan memerlukan waktu yang berbeda-beda untuk pemilihan dari trauma,” kata Vivi Rosdiana, psikolog.

Jika ada kasus yang hamil, biasanya relawan mendampingi hingga yang bersangkutan proses melahirkan. Bayi korban juga bisa diambil keluarganya, namun ada pula yang diserahkan ke panti asuhan.

Selain melayani korban kekerasan seksual anak juga anak jalanan yang didampingi. Di rumah aman juga melayani konseling rumah tangga secara gratis. Pasien yang datang mayoritas perempuan yang mengalami KDRT dan PSK. Hingga kini lebih dari 20 orang perempuan dampingan yang sudah mandiri.

Setelah konseling, yayasan juga mendampingi untuk mendapatkan pelatihan dan juga dana dari Kemensos. Hasilnya, beberapa perempuan dampingan sudah bisa mandiri secara ekonomi, memiliki usaha katering dan salon.

Di masa pandemi COVID-19, juga tidak menyurutkan pendampingan dan tetap bersemangat agar mereka yang didampingi juga kembali bersemangat menjalani kehidupannya. (an/wan)

Related posts

Anggota Komisi D Desak Dinas Pendidikan Surabaya Ungkap Berbagai Pungli di Sekolah Negeri

kornus

Satgas TNI Bersama Aparat Desa dan Masyarakat Laksanakan Kerja Bakti

kornus

Wali Kota Eri Cahyadi Ajak Takmir Masjid se Surabaya Urus IMB Tempat Ibadah hingga Jadi UPZ

kornus