Surabaya (KN) – Gubernur Soekarwo yang kembali maju mencalonkan diri dalam pilgub Jatim 2013, diingatkan untuk tidak lagi merebut kekuasaan dengan cara-cara curang dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim. Ketua Partai Demokrat Jatim ini diminta legowo dan sadar.Sebaliknya, Khofifah Indar Parawansa dinilai sosok yang paling berhak memimpin Jawa Timur. Sebab dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur tahun 2008 lalu, Khofifah dianggap menjadi korban kecurangan.
Demikian pernyataan mantan Menko Perekonomian di era Presiden Gus Dur, Dr Rizal Ramli kepada wartawan usai menjadi narasumber diskusi dan bedah buku ‘Upaya mewujudkan keadilan dan kemakmuran: Melawan pembajakan demokrasi’ di Hotel Town Square, Surabaya, Selasa (7/5/2013).
“Sebetulnya Pilkada 2008, Ibu Khofifah adalah pemenang yang sesungguhnya. Tapi karena banyak kecurangan, ada DPT palsu, permainan money politik, manipulasi dalam proses, akhirnya Ibu Khofifah dikalahkan,” ungkap dia.
Rizal Ramli menilai dengan majunya Khofifah pada pemilihan gubernur yang dijadwalkan Agustus 2013 ini harus mampu merebut kembali hak-haknya yang diambil secara tidak fair dan curang oleh pihak lain.
“Dan kami minta kepada Mas Karwo (calon incumbent Soekarwo), teman saya, untuk juga jangan melakukan politik kartel. Jangan lagi membujuk partai-partai pendukung Ibu Khofifah untuk tidak mendukung Ibu Khofifah dengan menjanjikan uang, fasilitas, uang atau apa,” tuturnya.
Ia meminta Soekarwo sadar dan legowo. “Mas Karwo di 2008 sudah menang dengan cara yang tidak fair. Jangan diulangi lagi. Mari kita kompetisi secara adil, secara baik-baik dan kita menyelematkan demokrasi Indonesia yang selama ini dianggap mengecewakan rakyat,” ujarnya.
Rizal pun meminta berbagai pihak untuk mengawasi anggaran di Pemprov Jatim tidak digunakan untuk memenangkan calon gubernur yang sedang berkuasa. Selain itu, juga meminta pengacara yang tergabung dalam Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) mengawal secara konstitusi, supaya Pilgub Jatim berjalan fair. “Syukur partai yang telah menyatakan dukungannya ke Ibu Khofifah tetap komitmen mendukung Ibu Khofifah,” tegasnya.
Rizal Ramli, Mantan Menko Perekonomian era Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur), ini mengakui, saat ini mulai tumbuh gerakan baru di Jawa Timur untuk menghadang kekuatan Incumbent Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa jilid II).
Kekuatan itu, salah satunya adalah mulai bertemunya antara kekuatan Khofifah Indar Parawansa, dengan kekuatan Bambang DH-Said. “Tadi malam, kami (tim Khofifah) ketemu dengan Mas Bambang cs. Yang penting kekuatan yang curang yang kompetisi tidak fair harus dihentikan bersama,” kata Rizal, seusai bersama dengan Khofifah menjadi pembicara dalam sebuah bedah buku di Surabaya, Selasa (7/5/2013)
Menurut Rizal, meski BDH-Said saat ini sudah resmi diusung PDI-P, namun kekuatan BDH-Said tetap akan saling mendukung dengan kekuatan Khofifah. “Ada banyak yang akan kami kerjakan bareng nantinya,” kata dia.
Awalnya, kata Rizal, tim dari Khofifah berharap bisa menggandeng kekuatan nasionalis yang dalam hal ini diwakili oleh PDI-P. Sayang, partai berlambang banteng itu sudah memutuskan untuk memajukan kader internalnya.
Meski begitu, untuk menambah kekuatan Khofifah, Rizal tetap berharap mampu menemukan calon berlatar belakang nasionalis yang nantinya bisa bersanding dengan Khofifah. (red)