KORAN NUSANTARA
indeks Jatim

PWNU Jatim Meminta Warga Nahdliyin Menunggu Hasil Ihbar PBNU Terkait Pelaksanaan Puasa

Surabaya (KN) – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur meminta warga Nahdliyin untuk menunggu hasil ihbar (pengumuman resmi) PBNU terkait pelaksanaan puasa.Hal ini dilakukan, mengingat ormas lain ada yang menetapkan awal puasa pada hari Jumat 20 Juli 2012 mendatang, sedangkan PBNU melalui tim rukyatul hilal baru akan melakukan pengamatan awal bulan qomariyah, karena pada tanggal 20 Juli bulan qomariyah baru tanggal 29 Syaban dan posisi hilal kurang dari 2 derajat di atas ufuk.

“Dari 21 Ormas dan Lembaga yang biasanya mengikuti sidang isbat dengan Kementerian Agama, ada 16 ormas dan lembaga yang memprediksi awal puasa jatuh pada tanggal 21 Juli 2012, Sedangkan sisanya sudah mengumumkan puasa mulai tanggal 20 Juli,” tutur Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Alallah saat dikonfirmasi, Senin (16/7).

Atas dasar perbedaan penetapan ini, kata Mutawakkil, PWNU mengimbau kepada umat Nahdliyin di Jawa Timur untuk tetap tenang dan menunggu pengumuman resmi dari PBNU. PWNU Jatim juga meminta kepada warga nahdliyyin untuk menghormati masyarakat yang berdasarkan keyakinannya mengawali puasa pada tanggal 20 Juli.

Ini karena, apa yang mereka lakukan berdasarkan keyakinannya dan masyarakat tidak bisa melarangnya, sedangkan di NU sendiri masih harus menunggu hasil rukyatul hilal PBNU yang dilakukan di 70 tempat. “Itu hak mereka, karena sudah melakukan ijtihad,” paparnya.

Ditanya terkait wacana kemungkinan penyamaan pelaksanaan awal puasa seperti yang dilontarkan Ketua MUI Jatim Abdussomad Bukhori, agar NU mengurangi 2 derajat sebagai batas minimal visibilitas pengamatan serta Muhammadiyah agar menambahi 0 derajat sebagai batas minimal visibilitas pengamatan. Mutawakkil menjelaskan, sangat tidak mungkin. Ini karena sudah menjadi prinsip masing-masing Ormas.“Yang penting kita saling dewasa, jangan dianggap perbedaan ini sebagai konflik atau perpegahan,” jelasnya.

Seperti diketahui, NU dalam Almanak PBNU yang diterbitkan Lajnah Falakiyah memprediksi tanggal 1 Ramadan 1433 H jatuh pada Sabtu 21 Juli 2012. Prediksi ini diperoleh berdasarkan ilmu hisab yang paling modern, yaitu hisab yang tahkiki-tadzkiki-ashri.

Berdasarkan hisab modern, seperti dalam almanak NU, posisi hilal pada saat dilakukan rukyatul hilal pada Kamis (19/7) atau 29 Syaban 1433 H baru berada pada ketinggian 1 derajat 38 menit di atas ufuk. Maka hilal dinyatakan belum visibel (imkanur rukyat) sehingga tidak mungkin dapat dirukyat. (red)

Related posts

Tingkatkan Keterlibatan Pemilih Perempuan Pada Pemilu 2024, KPU Jatim Berikan Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih di Kabupaten Pasuruan

kornus

Walikota Risma Beri Motivasi dan Ajak Anak-Anak Rusun Panjaringan Sari Berjanji Tidak Nonton Film Pornografi dan Kurangi Main Game

kornus

Yonif 406/CK Pasang Patok Perbatasan RI-PNG

kornus