KORAN NUSANTARA
Headline indeks Nasional Surabaya

Prof Emil Salim Dorong Smart Environment dalam Dies Natalis ke-63 ITS

Orasi Ilmiah anggota Dewan Pengarah BRIN Prof H Emil Salim MA PhD.

Surabaya (mediakorannusantara.com) – 
Puncak perayaan Dies Natalis ke-63 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan tokoh nasional di bidang lingkungan hidup, Prof H Emil Salim MA PhD, untuk memberikan orasi ilmiahnya dengan tema Lingkungan Sustain untuk Menyongsong Indonesia ke Depan. Kegiatan yang merupakan puncak rangkaian peringatan Dies Natalis ITS ini diselenggarakan di Graha Sepuluh Nopember ITS, Jumat (10/11).

Dalam orasinya, anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini mengajak masyarakat Indonesia untuk melakukan transformasi lingkungan ke smart environment. Ia menyampaikan pernyataan dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang memprediksi suhu bumi akan meningkat dari 0 derajat celcius hingga 1,5 derajat celcius pada 2025 kelak.

Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden periode 2007 – 2010 tersebut memaparkan, dampak adanya perubahan iklim ini bisa menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Meningitis, Stroke, dan beberapa permasalahan lainnya. Selain kesehatan, perubahan iklim juga berdampak pada naiknya permukaan laut akibat melelehnya es yang terdapat di Kutub Utara dan Selatan. “Melelehnya es ini akan mengakibatkan bertambahnya volume air laut di Samudera Hindia dan Pasifik,” ungkap mantan Menteri Lingkungan Hidup di era Orde Baru ini.

Menanggapi permasalahan tersebut, Emil menyarankan agar seluruh institusi pendidikan terutama perguruan tinggi (PT) di Indonesia untuk menerapkan kurikulum berbasis sains, teknologi, engineering, dan matematika. Kurikulum tersebut diharapkan dapat membantu generasi muda dalam mempersiapkan diri pada era modern nantinya. “Diharapkan kurikulum ini dapat mendorong generasi muda untuk menciptakan energi alternatif yang ramah lingkungan,” tutur keponakan dari Pahlawan Nasional H Agus Salim ini.

Selain institusi pendidikan, Guru Besar Universitas Indonesia (UI) yang telah berusia 93 tahun tersebut juga mendorong pemerintah Indonesia untuk membuat regulasi baru terhadap harga beli batubara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT PLN. Regulasi tersebut bertujuan agar pemerintah dapat berperan aktif dalam menggalakkan energi alternatif terbarukan.

Berkat dedikasi nyata Emil kepada bangsa dan negara, ITS dengan bangga memberikan penghargaan bergengsi bertajuk Penghargaan Sepuluh Nopember. Penghargaan yang diserahkankan secara langsung oleh Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng ini sebagai simbol kontribusi aktif dan nyata Emil kepada bangsa Indonesia.

Sebelumnya penghargaan tertinggi juga pernah diberikan ITS kepada beberapa tokoh nasional lainnya. Antara lain adalah mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), mantan Wakil Presiden RI Dr (HC) Jusuf Kalla, mantan Mendikbud Prof Dr Ir Muhammad Nuh DEA, mantan Ketua KPK Ir Agus Rahardjo MSM.

Pada kesempatan yang sama, selain kepada Emil Salim, ITS juga memberikan beberapa penghargaan lainnya bagi para sivitas akademika ITS dan sejumlah mitra internasional yang dinilai berjasa dan memberikan kemaslahatan bagi ITS dan masyarakat. Antara lain penghargaan Wira Adhiacarya (untuk dosen), Wira Adhisatya (untuk tendik), Wira Adhiaprakarsa (untuk dosen yang memajukan unit), dan Mitra Internasional ITS (untuk mitra internasional).

Menariknya, acara yang dihadiri oleh seluruh dosen dan tenaga kependidikan (tendik) ITS ini dibuka dengan aksi panggung tari Remo oleh beberapa mahasiswa asing di ITS. Bahkan ucapan selamat juga datang secara virtual dari Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Sosial RI Dr (HC) Tri Rismaharini. Tak ketinggalan, berbagai ucapan selamat dari mitra-mitra ITS seperti Kumamoto University, Jepang; Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur; Universitas Airlangga dan berbagai mitra lainnya.

Dalam sambutannya, Rektor ITS menyampaikan berbagai prestasi, kontribusi, dan karya nyata yang telah diberikan oleh ITS kepada bangsa Indonesia selama 63 tahun ini. Dimulai dari keberanian ITS dalam membuka fakultas baru, yakni Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) yang juga merupakan salah satu mimpi dari salah satu pendiri ITS yaitu dr Angka Nitisastro.

Lebih dari itu, rektor yang akrab disapa Ashari ini menyatakan bahwa ITS juga berperan aktif dalam meningkatkan kolaborasi industri dan universitas di dalam dan luar negeri. Hal tersebut dibuktikan dengan berhasilnya ITS meraih peringkat ke-128 di Quacquarelli Symonds Asia University Rankings (QS AUR) 2024. “Perolehan peringkat baru ini menunjukkan komitmen nyata kami (ITS) dalam meningkatkan rekognisi dan potensi bangsa Indonesia,” tandasnya.

Dengan ditutupnya Dies Natalis tahun ini, Ashari berharap kepada para tokoh nasional, dosen, tendik, mahasiswa, serta masyarakat umum untuk lebih antusias dalam memajukan bangsa Indonesia. Ia juga berharap ITS akan lebih giat dan bersemangat dalam melakukan gebrakan-gebrakan baru yang dapat berperan besar dalam kemajuan bangsa Indonesia. (jack)

Related posts

Gus Ipul Dianugerahi Gelar Kehormatan Sebagai Keluarga Besar Korps Marinir

kornus

Panglima TNI : Operasi TNI Tidak Hanya Mengandalkan Metode Peperangan Konvensional

kornus

Arah Pertumbuhan Ekonomi Jatim Tahun 2022 Diprediksi Naik hingga 5,8 Persen

kornus