KORAN NUSANTARA
ekbis Headline indeks Jatim

Produksi Tebu Meningkat, Produksi Gula Jatim Tembus 1,1 Juta Ton

Kepala Dinas Perkebunan Jatim,  Heru Suseno saat menerima Top 30 penghargaan inovasi pelayanan public (Kovablik) dari Gubernur Khofifah Indar Parawansa di Madiun, pekan kemarin.

Surabaya (mediakorannusantara.com) – Produksi gula di Jatim menjelang akhir musim giling tahun 2022 diprediksi bakal mengalami kenaikan. Kondisi ini ditopang dengan terus meningkatnya produksi tebu petani di Jatim yang tahun ini meningkat mencapai kurang lebih 13 juta ton.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Jatim,  Heru Suseno, di kantornya akhir pekan kemarin. ‘’Tebu tetap menjadi komoditas utama yang menjadi perhatian kita,’’ ujarnya.

Panen 13 juta ton tebu di Jatim itu, lanjut Heru, didistribusikan ke 29 pabrik gula (PG) di Jawa Timur. Mereka dipercaya untuk mengolah tebu tersebut menjadi bahan pokok gula kristal putih atau yang biasa disebut sebagai GKP.

“Hingga hari ini, proses pengolahan tebu menjadi bahan pokok GKP masih terus berlanjut. Karena itu, kebutuhan gula di Jatim diperkirakan akan terpenuhi hingga akhir tahun 2022 ini,’’ tambah Heru.

Menurut Heru, luas areal produksi tebu di Jawa Timur terus meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jika pertengahan November 2022 lalu luas lahan tebu 212.239 hektar atau naik dibanding Tahun 2021 hanya sebesar 193.515 hektar. Atau naik sekitar 2,1 juta ton.

Kekuatan areal tanam tebu itu otomatis mendorong kenaikan produksi gula secara signifikan. Tahun 2022 ini produksi gula diperkirakan tembus 1.167.815 ton. Sedang produksi gula di tahun 2021 hanya sebesar 1.087.415 ton.

“Produktivitas tebu meningkat hingga 79,72 persen dibanding tahun lalu yang hanya sebesar 76,31 persen. Produktivitas tebu dan luas tebu digiling yang meningkat menjadi penyebab produksi gula meningkat,” terangnya.

Heru menambahkan, kenaikan produktifitas tebu disebabkan iklim kemarau basah yang menyebabkan fase vegetative tebu menjadi lebih panjang. Hanya saja fase ini menjadikan penurunan rendemen tebu menjadi 6,9 persen atau turun disbanding tahun 2021 yang bisa mencapai 7,35 persen.

“Saat ini, kondisi giling cenderung lebih kondusif. Persaingan harga antar PG tidak terlalu tajam karena telah terjalin komunikasi yang baik antar PG,” pungkas Heru Susena.

Atas prestasi dan keberhasilanya mengendalikan Dinas Perkebunan Jatim, Heru Susena diganjar Penghargaan Kovablik oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. (KN01)

Related posts

AMAN Ingatkan janji Presiden Lindungi Masyarakat Adat

Komisi C Sidak Bangunan Diatas Lahan Brandgang

kornus

Komisi A Gandeng Media Bangun Kedisiplinan di Pemerintahan Jawa Timur

Respati