Surabaya (KN) – Jajaran Kepolisian Polda Jatim membentuk tim khusus untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku penyebar kunci jawaban saat ujian nasional (Unas) yang berlangsung di Jombang.Kasubid Penmas, AKBP Suhartoyo saat di Mapolda Jatim, Rabu (18/4) mengatakan, saat ini pihak Polda Jatim masih melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap pelaku, karena dikhawatirkan, aksi tipu-tipu Unas ini juga dilakukan di wilayah yang lain. “Polisi terus melacak jaringan pengedar kunci jawaban Unas ini. Polisi mengantongi sejumlah petunjuk termasuk nomor penyebar awal kunci jawaban tersebut,” ujarnya.
Ia menjelaskan, kejadian ini berawal saat salah satu siswa ditawari kunci jawaban Unas oleh seseorang dengan nama inisial “HF” warga Kupang Krajan, Surabaya. Dalam pertemuan yang digelar di rumah makan Joyo Asri, Jombang, siswa berinisial “HA” ini, mengajak 20 orang rekannya. Dalam pertemuan tersebut pelaku menjanjikan dapat memberi kunci jawaban Unas, dengan syarat membayar 10 Juta Rupiah.
“Pelaku meminta para siswa untuk menyediakan uang Rp 10 juta. Namun, para siswa ini hanya sanggup memberikan uang muka sebesar Rp 3,5 juta. Sisanya,akan dilunasi setelah kunci jawaban diterima,” ujar AKBP Suhartoyo.
Saat itu korban terpedaya karena pelaku memberikan bukti pembayaran dan fotocopy KTP-nya. Dengan janji, sebelum dua hari pelaksanaan Unas, kunci jawaban akan diberikan. Namun, hingga waktu yang ditentukan, pelaku tak kunjung datang dan malah menghilang. Nomer seluler yang diberikan juga tidak bisa dihubungi. “Jadi, bukan adanya kebocoran Unas yang ada di wilayah tersebut. Namun kasus penipuan dengan dalih dapat menyediakan kunci jawaban Unas,” jelasnya.
Sebelumnya, isu teror SMS kunci Unas ini muncul di daerah Jombang dan bahkan aksi jual beli paket kunci jawaban yang ditawarkan seharga Rp 7,5 juta per paket jurusan. (wan)