Surabaya (KN) – Peluang Walikota Surabaya, Tri Rismaharaini untuk kembali diusung PDI-P dalam Pemilukada nanti ternyata cukup kecil. Itu setelah partai berlambang kepala banteng dengan moncong putih itu, menghendaki bakal calon walikota (bacawali) dari kader mereka sendiri.“Internal partai menghendaki kader sendiri, dan afiliasinya adalah Pak Wisnu Sakti Buana belum ada nama lain,” tegas Wakil Ketua Bidang Politik DPC PDIP Surabaya, Adi Sutarwiyono, Senin (26/1/2015).
Dalam kesempatan itu, Adi Sutarwijono juga mempertanyakan keseriusan Tri Rismaharaini jika ingin maju lewat PDI-P. Sebab hingga saat ini belum ada komunikasi apapun yang dilakukan walikota dengan DPC PDIP Surabaya.
“Sekarang bergantung Bu Risma, apa membutuhkan PDIP atau tidak. Jika butuh ya komunikasi dong ?,” tandas politisi PDIP yang juga anggota Komisi C DPRD Surabaya ini.
Meski demikian, pihaknya tetap membuka diri jika walikota ingin kembali dicalonkan melalui PDI-P. Apalagi, pada Pemilukada surabaya 2010, pihaknya mempunyai kenangan saat mencalonkan Tri Rismaharini dan Bambang DH, sebagai Calon Walikota dan Wakil Walikota.
Adi Sutarwiyono yakin, keputusan PDIP dalam menentukan calon yang diusung akan mempengaruhi konstelasi politik di Surabaya. mengingat PDI-P di Kota Surabaya diyakini mempunyai kekuatan politik yang signifikan. Kekuatan itu dibuktikan dengan perolehan suara di DPRD.
Jika pada periode sebelumnya PDI-P hanya meraup 8 kursi, maka pada pemilu legislatif 2014 mendapatkan 15 kursi. “Tidak hanya kekuatan politik, dengan networking dan soliditas kepengurusan dan massa pendukungnya secara obyektif mempengaruhi peta politik di Surabaya,” terang Awi, sapaan akrabnya.
Namun, sebelum mengusung nama bakal calon Walikota dalam Pemilukada Surabaya 2015, DPC PDIP Surabaya melakukan konsolidasi internal dengan merestrukturisasi kepengurusan partai. Menurutnya, Pembahasan kepengurusan ini penting untuk memperkuat PDIP dalam Pilkada. (anto)
Foto : Adi Sutarwijono