Surabaya (KN) – Sebaya PKBI Jatim mengusulkan untuk memasukkan pendidikan seks ke dalam kurikulum sekolah. Pasalnya, perilaku seks bebas remaja saat ini makin memprihatinkan.Usulan ini diharapkan bisa mengendalikan perilaku seks bebas yang saat ini makin marak dilakukan oleh pasangan usia remaja. Dengan dimasukan kurikulum maka para remaja usia sekolah akan mengetahui pengetahuan reproduksi manusia sehingga tak terjerumus ke dalam pergaulan seks bebas.
Apalagi saat ini dunia teknologi berkembang demikian pesatnya sehingga pornografi bisa dengan mudah diakses begitu cepat dan mudahnya. Kalau hal ini tak dibentengi akan sangat buruk akibatnya bagi remaja yang tak memiliki pengetahuan tentang seks.
Data dari Sebaya PKBI Jatim, setahun terakhir ini ada 149 remaja pelaku hubungan seks pranikah melakukan konseling. Jumlah ini meninghkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya 127 remaja. Sedangkan remaja yang menjadi korban pemaksaan seks yang melakukan konseling jumlahnya 52 orang, sedangkan tahun sebelumnya hanya 46 remaja.
“Pendidikan seks yang memuat reproduksi remaja perlu segera masuk kurikulum. Sebab sampai saat ini belum dilembagakan sehingga belum ada pengetahuan reproduksi yang diajarkan di sekolah,” ujar saputra Wardhana, Koordinator Senior Sebaya PKBI Jatim.
Pengetahuan reproduksi ini memiliki fungsi untuk meningkatkan kesadaran remaja mengenai reproduksinya. Sehingga remaja akan bisa melewati masa pubertas dengan positip tanpa harus melakukan kegiatan seks sebelum nikah.
Tujuannya dengan makin mengerti tentang reproduksi maka remaja akan sedapat mungkin menjaga alat reproduksinya dengan baik sehingga kasus hamil di luar nikah dan aborsi bisa dihindari. (red)