Sidoarjo (mediakorannusantara.com) – Setelah memulai perbaikan fasilitas umum (fasum) terdampak gempa bumi di Pulau Bawean Kabupaten Gresik, akhir April lalu, kini Pemprov Jatim bersama stakeholder terkait telah berhasil merampungkan semua kegiatan tersebut.
Kegiatan kedaruratan pasca bencana yang menyasar 314 fasum ini telah berhasil dirampungkan akhir Juli lalu.
Memang, awalnya kegiatan kolaboratif ini saat proses identifikasi mencatat jumlah fasum terdampak sebanyak 331 unit.
Namun, setelah proses verifikasi lapangan, sebanyak 12 unit fasum ditemukan duplikasi (dobel) lokasi, dan sebanyak 5 unit fasum telah melakukan perbaikan secara mandiri.
“Jadi, progres akhir pelaksanaan perbaikan fasum terdampak gempa bumi di Pulau Bawean sebanyak 314 unit,” ujar Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto di sela kegiatan di Sidoarjo, Sabtu (3/8/2024).
Progres capaian perbaikan fasum ini juga telah dilaporkan kepada Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono dan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, yang selalu mendorong proses percepatan penanganan dampak gempa bumi Bawean.
Berdasar laporan Tim BPBD Jatim, 314 unit fasum yang telah rampung diperbaiki ini tersebar di dua kecamatan, yakni, Kecamatan Sangkapura sebanyak 182 unit dan Kecamatan Tambak sejumlah 132 unit.
Jumlah itu, meliputi kategori ringan, sedang dan berat. Adapun rinciannya berupa, fasilitas kesehatan sejumlah 6 unit, masjid sebanyak 66 unit, musholla 112 unit, kantor 24 unit, pondok pesantren 18 unit, sekolah 86 unit, dan lainnya sejumlah 2 unit.
Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto berharap, dengan rampungnya kegiatan perbaikan kedaruratan pasca bencana ini, masyarakat bisa memanfaatkan kembali fasilitas umum yang rusak atau roboh akibat gempa.
“Selain fasum yang sudah selesai diperbaiki, kami juga berharap masyarakat sudah kembali pulih dari trauma akibat intensitas gempa yang berlangsung lama,” harapnya.
Tak lupa, Kalaksa Gatot Soebroto juga menyampaikan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua kalangan yang terlibat dalam proses penanganan gempa bumi di Bawean, baik saat tanggap darurat maupun saat proses pemulihan.
Tidak terkecuali, dari kalangan pemerintah, TNI, Polri, relawan, kelompok dunia usaha dan para akademisi yang telah melakukan pendampingan kepada korban gempa.
“Termasuk teman-teman media yang menyampaikan informasi secara obyektif dan konstruktif. Karena bencana ini memang urusan bersama,” pungkasnya. (KN01)