Jakarta, mediakorannusantara.com- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, meninjau progres pembangunan Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1 yang telah mencapai 70 persen.
Melihat dari perkembangan pembangunan infrastruktur tersebut, diprediksi satelit itu dapat mengorbit sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan yakni Juni 2023.
“Dapat diluncurkan ke orbit sesuai jadwal yang telah disepakati bersama, pada Juni 2023, dan mulai beroperasi komersial pada kuartal 4 tahun 2023,” kata Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi, saat memberikan keterangan mengenai Kunjungan Kerja Menkominfo ke Eropa, dari Media Center Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Jumat (11/3/2022).
Hal itu penting dilakukan, karena dengan mengorbitnya high-throughput satellite (HTS) itu, maka akan membuat jaringan telekomunikasi di seluruh pelosok dalam negeri semakin berkualitas. Mengingat, infrastruktur tersebut mampu menyediakan konektivitas layanan akses internet di 150 ribu titik di tanah air.
“Di pertemuan itu membahas terkait progress pembangunan satelit SATRIA-1 sebagai high-throughput satellite untuk menyediakan konektivitas internet di 150.000 titik layanan publik di Indonesia,” tutur Dedy.
Selanjutnya, Menkominfo mengadakan rapat dengan CEO Thales International, Madam Pascale Sourisse. “Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan peluncuran satelit itu yang rencananya akan dibiayai oleh Pemerintah Prancis melalui Public Investment Bank Prancis,” jelas Jubir Kementerian Kominfo.
Terakhir, Menteri Johnny bertemu Menteri Keuangan dan CEO BPI untuk membahas rencana tambahan investasi di bidang digital oleh Pemerintah Prancis di Indonesia. Menteri Kominfo juga bertemu dengan Menteri Perdagangan Luar Negeri Prancis, Minister Franck Riester.
“Pertemuan itu untuk menindaklanjuti rencana program satelit, digital broadcasting dan Pusat Data Nasional Pemerintah. “Di mana Minister Riester menyampaikan dukungan yang kuat dari Pemerintah Prancis untuk pembiayaan proyek-proyek tersebut,” ujar Dedy Permadi.
Jubir Kementerian Kominfo Dedy Permadi menyatakan pembiayaan pembangunan SATRIA-2A 150 Gbps yang diproduksi oleh Thales Alenia Space bernilai sekitar USD600 Juta.
“Sedangkan pembangunan digital broadcasting di Indonesia untuk TVRI sebesar hampir USD400 juta. Lalu, terkait rencana pembangunan Pusat Data Nasional atau Government Cloud kedua Pemerintah Indonesia yang dibiayai oleh Pemerintah Prancis membutuhkan dana sebesar USD400 Juta,” jelasnya.
Dari rangkaian pertemuan dalam kunjungan kerja itu, menurut Jubir Dedy Permadi, Menteri Kominfo memperoleh komitmen total pembiayaan dari Pemerintah Prancis mencapai sekitar USD1,4 Miliar.
“Dukungan ini tentu akan memberi kontribusi bagi geliat pengembangan sektor digital nasional, terutama di tengah tren utilisasi dan inovasi teknologi digital yang makin meningkat,” tandas Dedy Permadi.(wan/inf)