KORAN NUSANTARA
indeks Surabaya

Pemaparan Konsep Transpotasi Monorel dan Tram Dilakukan Tertutup

Surabaya (KN) – Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Senin (19/9), memaparkan konsep sistem transportasi massal yang akan dibangun Pemkot Surabaya ke depan. Pemaparan yang dilakukan di hadapan anggota DPRD Surabaya dan para Kepala SKPD Pemkot Surabayaini berlangsung tertutup.Menurut Walikota, ada dua model transportasi massal yang sedang digodok oleh Badan Perencana Kota (Bapeko) Kota Surabaya. Masing masing angkutan massal berbasis kereta, yakni monorel dan tram. Dalam pertemuan tertutup itu, dua model angkutan massal ini dianggap cocok dengan kondisi dan kebutuhan transportasi di Surabaya saat ini. “Kenapa kita pilih monore koridor barat dan timur, karena jalur itu yang cocok untuk dilintasi angkutan ini,” ujar Risma saat presentasi, Senin (19/9). Di koridor barat – timur ini kata Risma, banyak titik titik persimpangan jalan sehingga untuk menghindarinya lebih sesuai kalau menggunakan jalur atas atau monorel. Dengan monorel ini maka tidak banyak akses lalu lintas yang  tersendat ketika kereta monorel lewat. Untuk tahap I rencananya akan dibangun dulu lintasan monorel sejauh 24,47 Km melalui Stasiun Sentra Bulak Kenjeran , Pasar Keputran, Terminal Joyoboyo dan Pakuwon Trade Center (PTC). Untuk mendukung pengoperasian monorel ini akan dibangun 16 halte khusus dengan jarak antara halte sejauh 500 M. Angkutan massal monorel ini dipastikan sangat ekonomis waktu  dengan kemampuan mengangkut penumpang sebanyak 184 – 254 orang untuk sekali pemberangkatan. Sedangkan kecepatan maksimum angkutan ini dirancang 35 Km perjam. Moda monorel ini nantinya akan dibangun secara elevated double track dengan pilar-pilar penyangga di atas median jalan atau bahu jalan. Sementara untuk koridor Selatan – Utara, Pemkot Surabaya lebih memilih menggunakan moda tram. Rencananya tahap I akan dibangun mulai Terminal Joyoboyo hingga Tugu Pahlawan sepanjang 9,38 Km dan dilanjutkan Tahap II ruas Tugu Pahlawan – Tanjung Perak sejauh 12,16 Km. Namun ruas ini akan dikerjakan dengan catatan penggunaan jalan Perak Barat dan Perak Timur diizinkan oleh Pusat mengingat kelas jalan ini adalah nasional. Tram ini akan dilengkapi dengan 4 stasiun masing masing Joyoboyo, JMP, Pasar Tunjungan dan Gapura Surya. Selain itu di sepanjang rute yang dilalui akan dilengkapi dengan 10 halte. Mengadopsi teknologi dari Jerman dan Malaysia, angkutan tram ini bisa mengangkut 220 – 225 orang penumpang sekali jalan. Risma juga mengatakan, Pemkot Surabaya tak memilih angkutan bus way seperti di Jakarta karena dianggap kurang efisien. “Sebenarnya untuk bus way lebih cocok digunakan jalur Ayani ke utara, tapi jangan lupa bus way ini biaya perawatannya cukup tinggi dan di Jakarta angkutan ini terbukti tak berhasil,” ujarnya. Sementara itu kalangan DPRD Surabaya sangat mendukung angkutan massal yang akan dipakai di Surabaya ini. “Saya kira langkah Bu Risma ini sangat baik, dimana masyarakat akan mengetahui jauh-jauh hari terkait rencana proyek ini,” ujar Ketua DPRD Surabaya Wishnu Wardhana. Ketua Komisi C DPRD Surabaya Sachiroel Alim juga sependapat karena menurutnya saat ini di Surabaya komposisi mobil pribadi mendominasi hingga 80 persen, sedangkan angkutan umum hanya 20 persen saja. “Ini tak sebanding dengan kapastias jalan yang ada di Surabaya,” ujar Alim. (anto/son) Foto : Suasana pemaparan di ruang sidang Walikota

Related posts

Pangdam V/Brawijaya Pimpin Upacara Peringatan Hari Juang TNI-AD ke-77 di Lapangan Ahmad Yani Makodam

kornus

Gubernur Khofifah Dampingi Kapolri Cek Ketersediaan Minyak Goreng dan Bahan Pangan di Surabaya

kornus

Penuh Khidmat, Pemkot Surabaya Gelar Upacara Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke 78

kornus