Surabaya (KN) – Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo kembali meraih penghargaan tingkat nasional. Penghargaan ini diraih atas kepeduliannya terhadap HIV-AIDS melalui program dan kebijakan yang dilakukannya. Pakde Karwo sapaan lekatnya menerima Penghargaan Kepala Daerah Peduli Pencegahan dan Pengendalian HIV (P2HIV) dari Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek saat Puncak Peringatan Hari AIDS Sedunia 2016 di Halaman Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (1/12/2016).Penghargaan ini diberikan atas upaya percepatan pencapaian akses universal layanan tes HIV dan pengobatan antiretroviral (ARV) di semua kabupaten/kota di Jatim. Seluruh kabupaten/kota di Jatim sudah bisa memberikan layanan dan pengobatan HIV AIDS.
Penghargaan juga diberikan kepada Rumah Sakit TNI-AL Dr. Ramelan sebagai Rumah Sakit Peduli P2HIV yang memiliki komitmen dalam memberikan dukungan pada pencapaian akses universal layanan tes HIV dan pengobatan ARV di lingkungan TNI. Penghargaan tersebut diserahkan kepada Kepala RSAL Dr. Ramelan.
Pakde Karwo mengatakan, Pemprov Jatim memberikan perhatian serius pada upaya pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS dengan membuka akses seluas-luasnya pada masyarakat untuk mendapatkan informasi. Tujuannya guna memberikan pemahaman yang benar tentang upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ini, sehingga bisa melindungi diri dari bahaya penularannya.
Dijelaskan, sejak tahun 2015, sebanyak 38 kabupaten/kota di Jatim telah siap dan mampu untuk memberikan pelayanan tes HIV maupun memberikan perawatan, dukungan dan pengobatan HIV-AIDS. Penguatan melalui penyusunan perda baik di tingkat provinsi dan di tingkat kabupaten/kota juga sangat berperan.
“Ini tidak terlepas peran dan upaya dari seluruh bupati/walikota terkait dengan kesiapan kabupaten/kota se-Jatim memberikan pelayanan kepada pasien HIV-AIDS. Selain dalam upaya percepatan penemuaannya, tetapi juga pada jaga mutu layanan dan kesinambungan pengendalian HIV-AIDS di Jatim,” ujarnya.
Berdasarkan data, jumlah orang terinfeksi HIV yang berhasil ditemukan di Jatim hingga periode pelaporan Bulan September 2016 secara kumulatif sebanyak 36.881 orang.
“Tingginya penemuan tersebut bukan berarti HIV-AIDS di Jatim tidak terkendali. Namun hal itu merupakan bukti keseriusan pemerintah daerah pada upaya percepatan deteksi dini dengan menemukan kasus HIV sebanyak-banyaknya. Penemuan yang tinggi tersebut dilanjutkan dengan membuka akses pengobatan untuk mereka,” jelasnya.
Lebih lanjut disampaikan, percepatan deteksi dini yang diikuti pengobatan tentunya akan lebih terkendalinya penularan deteksi infeksi HIV-AIDS. Diharapkan segala upaya yang telah dilakukan dapat memberikan manfaat yang besar dalam membangun generasi dan masyarakat yang sehat. (wan)