Jakarta, mediakorannusantara.com- Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menyebut partainya mendukung agar ambang batas presiden (presidential threshold) diturunkan menjadi nol persen.

“PAN juga mengusulkan agar presidential threshold itu jadi nol persen, ada alternatif untuk menghadirkan putra-putri terbaik Indonesia di pilpres yang akan datang itu menjadi semakin besar,” kata Eddy saat menjalani Sidang Terbuka Promosi Doktor Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Kamis.12/12

Tak hanya itu, dia menyebut partainya juga mendukung agar ambang batas parlemen (parliamantary threshold) diturunkan dari empat persen guna meningkatkan keterlibatan partai politik di Senayan.

“Agar representasi masyarakat yang dilakukan melalui partai politik yang ternyata kemudian tidak lolos parliamentary threshold percuma, tidak terbuang saja,” ucapnya.

Hal itu dikemukakan Eddy saat menjawab pertanyaan dari Dr Sri Budi Eko Wardani, M.Si yang menjadi salah satu penguji dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor tersebut.

“Terkait parliamentary threshold posisi Pak Eddy bagaimana? Kalau saya (mendukung) nol persen,” kata Sri.

Dia menilai kebijakan parliamentary threshold sebesar empat persen tergolong tinggi sehingga dapat berdampak pada pragmatisme partai politik di tanah air.

“Jadi partai dipaksa untuk mengejar empat persen kemudian dia akhirnya menjadi vote seeking tadi, menjadi tidak punya jati dirinya, dia harus mengejar parliamentary threshold masuk DPR,” ucapnya.

Untuk itu, Sri mencecar bagaimana pandangan Eddy yang berada pada posisi sebagai seorang politisi sekaligus ilmuwan menyoal kebijakan parliamentary threshold tersebut.

“Tadi (menjawab) sebagai PAN, sekarang sebagai ilmuwan (bagaimana)?” tanya Sri.

Eddy lantas menjawab, “Kebetulan pandangan (penurunan parliamentary threshold) tersebut saya sampaikan kepada ketua umum saya”.

Dalam ujian terbuka yang berlangsung di Ruang Auditorium Juwono Sudarsono FISIP UI itu, Eddy mempresentasikan disertasinya yang berjudul “Transformasi Perubahan Partai di Indonesia: Studi Kasus Partai Amanat Nasional Periode 2016-2022”.

“Secara umum, penelitian ini berargumentasi bahwa PAN telah bertransformasi dari partai ideologis-konfrontatif yang berfokus pada kebijakan (policy-seeking) menjadi partai pragmatis-kooperatif yang berorientasi pada perolehan suara dan jabatan (vote & office seeking),” kata Eddy di awal saat membacakan naskah disertasinya.

Acara tersebut turut dihadiri oleh Wakil Menteri (Wamen) Transmigrasi Viva Yoga Mauladi, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay, hingga Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio. ( wa/ar)