Surabaya (KN) – Ketua Tim Penggerak PKK Prov Jatim Dra Nina Soekarwo MSi, atau yang akrab dipanggil dengan sebutan Bude Karwo berharap peran serta kaum perempuan di DPRD harus mendapatkan kuota lebih dari 30 persen. Harapan itu merupakan bagian dalam memaknai peringatan Hari RA Kartini yang menginginkan kualitas kaum perempuan di dunia politik sama dengan kaum pria.
“Kita berharap pada saat sarasehan ini masalah politik, keterwakilan kaum perempuan di Jatim melebihi yang di nasional walaupun masih belum mencpai 30%. Harapan kita 30% itu terwujud, akan tetapi saya menganggap jumlah 30% kuota itu agak pro kontra. Kenapa harus 30%, kalau memang mampu lebih dari 30% itu tidak apa-apa,” ujar Bude Karwo, pada acara sarasehan dapur dan politik yang diselenggarakan Kaukus perempuan parlemen DPRD Prov Jatim, di Gedung DPRD Prov Jatim Jl Indrapura Surabaya, Sabtu (21/4).
Meski begitu, kata Bude, kalau kualitas kaum perempuan dengan kualitas kaum pria pada saat mengikuti dunia politik ternyata hasilnya pemilihan kurang begitu maksimal maka hal itu bisa diterima dengan sukarela. “Kalau kualitasnya bersaing dengan kaum pria pada saat pemilihan itu ternyata tidak mampu maka kita mengakuinya,” tuturnya.
Dia menjelaskan, perjuangan kartini ini sebetulnya telah mendobrak pada zaman penjajahan dulu menginggat semua akses pada kaum perempuan, mulai pendidikan, politik dan sosial budaya itu tertutup pada saat itu. “Perjuangan Kartini pada saat ini saya kira sudah terwujud. Hanya dari segi kuantitas masih kurang, akan tetapi untuk kualitas sudah baik,” katanya.
Prosentase politisi perempuan di Jatim saat ini, Kata Bude Karwo, jumlahnya masih kecil dibandingkan dengan politisi dengan kaum pria. Jumlah perempuan Anggota DPRD Provinsi Jatim dibanding anggota pria 18%. Padahal, pada UU Pemilu No 12 Tahun 2003 telah mengamanatkan parpol memberi quota 30% bagi caleg perempuan ternyata implementasinya masih belum bisa terpenuhi.
Lebih lanjut dia mengatakan, ada dua keunggulan dari politisi perempuan yakni lebih peka terhadap permasalahan, kepentingan dan kebutuhan perempuan serta lebih memahami imbas gejolak ekonomi terhadap rumah tangga. Selain itu, kepekaannya tersebut bisa mendekatkan perempuan dengan konstituen.
Selain itu, kata Nina, perjuangan RA Kartini itu menjadi acuan kaum perempuan yang terjun didunia politik karena telah mempunyai pemikiran yang amat maju, konsen pada pendidikan kaum perempuan sehingga perempuan memiliki hak pendidikan setara dengan laki-laki. “Melalui pendidikan diharapkan kaum perempuan menjadi kritis dalam memahami permasalahan yang dihadapi (seperti soal pangan, kesehatan, mengurus ekonomi rumah tangga ataupun mendidik anak) untuk kemudian mengambil peran guna mengatasinya,” paparnya.
Nina Soekarwo menuturkan, kegiatan sarasehan yang digelar Kaukus Perempuan Perlemen DPRD Jatim ini telah memberikan legitimasi penghargaan pada kaum perempuan yang berjuang dibidang masing-masing. “Ini bentuk apresiasi yang sangat bagus pada pejuang-pejuang perempuan. Karena saya melihat single parent maupun tidak yang keluarga miskin itu diberdayakan untuk mampu menjadi pelaku ekonomi sekaligus mendobrak kemiskinan yang ada di Jatim,” urainya. (yok)