KORAN NUSANTARA
Headline indeks Surabaya

Ngaku Salah, Kepala SMPN 54 Minta Maaf dan Kembalikan Uang Pembelian Seragam Siswa Baru Jalur Mitra Warga

Surabaya (MediaKoranNusantara.com) – Sekretaris Fraksi PDIP DPRD Kota Surabaya, Abdul Ghoni Muchlas Niam merasa geram mendapat laporan ada peserta didik baru melalui jalur mitra keluarga di SMPN 54 Surabaya diwajibkan membayar seragam sekolah. Setelah mendapat informasi tersebut, Ghoni langsung mendatangi SMPN 54 dan minta klarifikasi pihak sekolah.
Menurut Ghoni, dari sekitar 45 siswa yang terdaftar dalam program mitra warga, 19 di antaranya disebut sudah membayar paket seragam sekolah yang dibandrol sebesar Rp Rp 1.608.000, dengan cara diangsur.

“Seharusnya pihak sekolah paham betul, terkait peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan. Untuk mitra warga, kami di DPRD Kota Surabaya sudah mengalokasikan anggaran yang terkover dalam masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) Makanya, saya ingin memastikan di sini tidak terjadi hal-hal seperti itu lagi,”ujar Ghoni kepada wartawan di DPRD Surabaya, Rabu (8/9/2021).

Dia mengaku, sempat mengunjungi rumah salah seorang siswa, Selasa (7/9/2021). Faktanya, yang bersangkutan sudah tak punya orang tua (yatim piatu).

Lalu dari mana uang untuk membayar seragam sekolah? “Ternyata uang yang dipakai membeli seragam itu pinjam di bank titil atau rentenir. Pinjamnya Rp1,5 juta, tapi harus mengembalikan sekitar Rp 2 juta termasuk bunganya dalam tempo sebulan,” ungkap dia.

Lebih jauh, Ghoni menuturkan, sejak kasus pertama yang mewajibkan siswa wajib membeli seragam sekolah terbongkar, koperasi sekolah yang bernama Koperasi Ash-Shiddiq langsung ditutup. Tapi, para guru justru yang aktif mendatangi rumah-rumah peserta didik baru.

Untuk itu, Ghoni meminta kepada pihak sekolah untuk secepatnya mengembalikan uang siswa. Jika perlu, datangi setiap rumahnya dan minta maaf. Kalau tidak dilakukan kasus ini akan terus disoal.

“Beberapa memang sudah dikembalikan. Dari 45 siswa, 19 orang sudah membayar uang seragam. Dari jumlah tersebut, 17 siswa sudah dikembalikan uangnya. Tinggal dua siswa yang belum dikembalikan. Ya, saya sangat geram dengan perilaku temen-teman pendidikan, ” tandas dia.

Sementara Kepala SMPN 54 Surabaya, Nur Qomariyah mengaku salah. Dia mengaku telah kebobolan dan murni keteledoran dari pihak sekolah

“Ini suatu pelajaran berharga bagi kita, dan kita harus berhati-hati. Katakanlah ini keteledoran. Karena banyak yang membeli, sehingga kita kebobolan. Kita lupa tidak melihat data, itu ada siswa jalur mitra warga. Jadi kesalahan teknis saja,” kata Qomariyah.

Dia juga siap bertanggungjawab dan berjanji akan mengembalikan uang siswa hingga seratus persen.
“Sebagai kepala sekolah di sini, saya bertanggung jawab. Kemarin sudah kami sampaikan permohonan maaf dan kami kembalikan seratus persen dan seragamnya tidak kita minta, uangnya saya kembalikan seratus persen.

Sekali lagi mohon maaf dan untuk sekolah- sekolah di Surabaya agar tidak membebani biaya kepada warga yang terdaftar melalui program jalur mitra warga. (KN01)

Related posts

Letkol Kav Hermawan Weharima, SH Resmi Menjabat Komandan Kodim 0815 Mojokerto

kornus

Kadis Kominfo Jatim Beri Paparan Terkait Top Digital Award 2021

kornus

Bamsoet minta KPK Awasi Realisasi Anggaran enanganan COVID-19