KORAN NUSANTARA
Headline Jatim

Meraih nilai indeks 74.400, Banyuwangi Raih Posisi 1 Inovasi Daerah 2019

Banyuwangi, mediakorannusantara.com – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, berhasil meraih posisi pertama Indeks Inovasi Daerah 2019 dari 514 kabupaten/kota se-Indonesia.

Keterangan tertulis yang diterima di Banyuwangi, Kamis, 27/28 Kementerian Dalam Negeri telah menerbitkan hasil pengukuran Indeks Inovasi Daerah 2019, dan Banyuwangi meraih poin tertinggi. Pengukuran Indeks Inovasi Daerah tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 002.6-415/2019 tertanggal 20 November 2019.

“Pengukuran indeks inovasi daerah dilakukan oleh Badan Litbang Kemendagri. Hasilnya, Banyuwangi meraih nilai indeks 74.400 dan masuk kategori daerah sangat inovatif. Dengan poin itu, Banyuwangi duduk di nomor satu dari seluruh kabupaten/kota se-Indonesia,” ujar Sekretaris Daerah Banyuwangi Mujiono.

Secara terpisah, Bupati Abdullah Azwar Anas mengemukakan bahwa inovasi menjadi keharusan untuk menyiasati berbagai tantangan, mulai keterbatasan anggaran, SDM dan waktu.

“Dengan inovasi, ada akselerasi kinerja, ada ikhtiar untuk berubah di tengah keterbatasan dan kekurangan yang ada,” kata Anas.

Menurut ia, pekerjaan rumah ke depan adalah bagaimana melembagakan inovasi. Saat ini, lanjut Anas, semua organisasi perangkat daerah (OPD) di Banyuwangi bergiat melakukan inovasi, mulai dinas sampai kecamatan, termasuk kelurahan/desa.

“Iklim inovasi perlu ditumbuhkan. Satu sama lain berkolaborasi tapi sekaligus berkompetisi dengan inovasi. Ada puskesmas bagus dengan inovasi, tapi ada pula yang masih belum, maka yang belum bagus harus mengejar. Komplain satu-dua tentu masih ada karena belum puas dengan inovasi yang sudah berjalan, tapi secara umum alhamdulillah progress inovasi semua OPD telah on the track,” ujarnya.

Bupati Anas mencontohkan, geografis Banyuwangi yang sangat luas sehingga jarak desa dan pusat pemerintahan jauh dan memakan waktu yang lama. Hal itu dipecahkan dengan program Smart Kampung, di mana 189 desa berikhtiar meningkatkan akses layanan publik warganya melalui pendekatan teknologi informasi.

Banyuwangi juga memiliki Mal Pelayanan Publik, pusat pelayanan terintegrasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh pemerintahan kabupaten. Mal ini melayani 202 pengurusan perizinan/dokumen dari berbagai instansi.

“Karena beragam inovasi itu, Kemendagri dua tahun berturut-turut, 2018 dan 2019, menempatkan Banyuwangi sebagai Kabupaten Terinovatif peringkat pertama dari seluruh kabupaten,” ujar Anas.

Ia menyampaikam, inovasi yang dilakukan daerah tidak boleh hanya asal beda, melainkan harus berdampak pada kesejahteraan sosial-ekonomi warga.

“Alhamdulillah dengan berbagai inovasi tersebut semua indikator menunjukkan kemajuan, tentu dengan sekian kekurangan yang ada. Misalnya, kemiskinan yang dulu selalu dua digit, sekarang bisa kami tekan hingga 7 persen. Pendapatan per kapita naik dua kali lipat menjadi lebih dari Rp48 juta per orang per tahun,” kata Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) itu. (an/wan)

Related posts

BPS Jatim Publikasikan Laporan Provinsi Jawa Timur Dalam Angka 2024

kornus

Panglima TNI Terima Kunjungan IKAHAN Indonesia – Australia

kornus

Kapolri Ajak Pemuda Masjid Lawan Radikalisme dan Intoleransi