KORAN NUSANTARA
indeks Surabaya

Memalukan, Genset GBT Padam Tiga Kali Saat Digunakan Pertandingan Laga Internasional

Surabaya (KN) – Memalukan, Laga internasional antara Persebaya Surabaya menjamu Queen Park Rangers di Stadion Gelora Bung Tomo(GBT), Senin (23/7) malam diwarnai insiden mati lampu. Stadion menjadi gelap gulita di tengah pertandingan akibat tidak mencukupinya listrik dari genset milik stadion bertaraf International yang pembangunanya menelan dana APBD Surabaya Rp 450 miliar itu.

Tercatat tiga kali lampu stadion padam, satu diantaranya terjadi saat laga berlangsung. Praktis pertandingan tertunda selama beberapa menit. Hingga akhirnya Panitia Penyelenggara mematikan lampu lorong stadion umtuk mengurangi daya.

Menanggapi hal ini, pihak penyelenggara pertandingan melalui juru bicara PT Liga Prima Indonesia Sportindo, Abi Hasantoso, mengatakan kejadian tersebut adalah murni kesalahan teknis. “Tapi pastinya kita meminta maaf atas kejadian ini ke Queen Park Rangers. Dan setahu saya, listrik di stadion ini memang menggunakan genset, untuk itu kita akan cari kesalahannya dimana, karena laporan yang saya terima memang tidak ada unsur keusilan,” terangnya dalam konfrensi pers usai pertandingan.

Insiden lampu padam di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya tidak bisa dipungkiri. Mark Hughes Pelatih Queens Park Rangers (QPR) menyayangkan peristiwa tersebut. Namun, nampaknya ia tidak ingin memperbesar masalah itu, apalagi mengingat stadion yang dimiliki Surabaya itu tampaknya cukup megah tapi tak semegah fsilitasnya.

Lampu stadion memang sempat padam tiga kali. Dua kali sebelum pertandingan dimulai dan sekali saat pertandingan berlangsung 36 menit. Hal ini diakui Hughes sempat mengganggu para pemainnya. Tapi, ini tidak seberapa dibandingkan dengan kerumunan penonton di stadion yang fantastis.

“Dengan kondisi stadion yang sebesar itu, apalagi dengan kerumunan yang fantastis, para fans yang antusias, itu memberikan pengalaman yang bagus,” kata Hughes dalam jumpa pers, Senin (23/7) malam.

Sementara itu Abi Hasantoso Kepala Media PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) selaku panitia pelaksana meminta maaf atas insiden padamnya lampu stadion. Pihaknya masih akan mencari penyebabnya. Ia juga berharap Pemkot Surabaya bisa memperbaiki infrastruktur yang ada di stadion dibawah pengelolan Dinas Pemuda dan Olahraga itu.

Diakui Abi, padamnya lampu di luar dugaan panitia. Sebagaimana pertandingan yang biasa dilaksanakan LPIS, pihaknya memang memindahkan listrik dari PLN ke genset. Alasannya, lebih aman dan nyaman untuk mengetahui sumber pemadaman. Menurutnya, pertandingan malam hari di Indonesia selalu menggunakan genset.

“Saya lagi mencari penyebabnya. Ini di luar dugaan kita, apa penyebabnya,” ujarnya.

Terpisah, PLN Jawa Timur memberikan tanggapannya terkait lampu padam di Stadion Gelora Bung Tomo. Humas PLN menyatakan bahwa listrik mati di stadion karena menggunakan genset milik lapangan Gelora Bung Tomo sendiri. Sedangkan listrik dari PLN tidak bermasalah dan menyala normal.

Informasinya, pihak Dipora akan memanggil PT Adi Rekon kontraktor pembangunan Gelora Bung Tomo untuk mengevaluasi insiden mati lampu agar ke depannya tidak terjadi lagi hal serupa.

Namun terjadinya insiden mati lampu itu menimbulkan dugaan bahwa pengadaan Genset di GBT itu tidak sesuai spesifikasi teknik dan perlu ditinjau kembali kelayakanya.

Wakil ketua Komisi C DPRD Surabaya Simon Lekatompesy meminta, inspektorat  pemerintah kota Surabaya turun tangan untuk menyelediki masalah teknis tersebut. Menurut politisi PDS ini, untuk mengantisipasi terganggunya penerangan di stadion yang pembangunannya menghabiskan APBD sekitar 450 milIar tersebut, pemerintah kota Surabaya telah mengeluarkan dana ratusan juta ruapiah untuk pengadaan genset.

“Klasifikasinya kalau sudah stadion internasional , jika kemarin PLN mati genset siap. Tapi genset yang disiapkan dengan dana ratusan juta itu malah mati tiga kali. “Kita minta inspektoat untuk melihat spesifikasi teknik genset tersebut, apakah ada penyimpangan dalam pengadaannnya .” tegas Simon.

Minyakapi hal ini, Komisi C segera melakukan sidak ke Gelora Bung Tomo untuk mengetahui kondisi stadion dan instalasi listrik yang terpasang didalamnya. Dewan akan memeriksa apakah dalam pengadaan genset terdapat penyimpangan, jika ditemukan ada penyimpangan Komisi akan merekomendasikan kepada lembaga hukum untuk melakukan pengusutan. (red)

 

 

Related posts

Gubernur Ajak Forum Rektor Indonesia Evaluasi Fungsi Lembaga Pendidikan

kornus

Rekategori Pelanggan PDAM Tak Perpihak Pada Rakyat

kornus

Pangdam Imbau Masyarakat Manfaatkan Bazar Murah, Ribuan Pengunjung Memadati Lapangan Makodam V/Brawijaya

kornus