KORAN NUSANTARA
Nasional

Masyarakat Tengger Diminta Jaga Adat-Istiadat untuk Membangun Desa

Jakarta (mediakorannusantara.com) – Masyarakat suku Tengger diharapkan terus menjaga adat dan istiadat sebagai metode membangun desa yang benar.

Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar, mengatakan Suku Tengger di Ranupani Lumajang, Provinsi Jawa Timur memiliki adat – istiadat luhur untuk menghormati alam dan sesama meskipun dari latar belakang berbeda-beda.

“Saya berharap betul adat istiadat yang luar biasa tetap dijaga hingga anak cucu kita nanti. Pertahankan tradisi lama yang masih bagus dan terus melakukan inovasi untuk mencari terobosan yang lebih bagus. Prinsip tersebut harus dipegang sebagai metode membangun yang benar,” ujar Mendes  PDTT dalam keterangannya di laman resmi kemendesa.go.id.

Menurut Mendes PDTT, Desa Ranupani memiliki potensi luar biasa dari sisi kultural maupun potensi alam.

Desa yang terletak di ketinggian 2.100 Mdpl ini, kata dia, memiliki pesona alam luar biasa, yakni tiga danau indah dengan pemandangan luar biasa berlatar gunung Semeru.

“Secara kultural masyarakat Desa Ranupani berakar pada budaya Majapahit, bahkan warga Ranupani dikenal sebagai Tiyang Gajah Mada yang bermakna masyarakat Mahapatih Gajah Mada. Kombinasi kekayaan kultur dan alam ini bisa menjadi modal luar biasa bagi Desa Ranupani untuk terus berkembang di masa depan,” jelas dia.

Perkembangan Ranupani, dinilai begitu terasa dalam beberapa tahun terakhir, dari sebuah dusun yang kemudian berdiri menjadi desa, kini menjadi Desa Wisata sekaligus penghasil komoditas pertanian yang melimpah.

Untuk itu Mendes PDTT meminta masyarakat adat Desa Ranupani terus melakukan inovasi dan adaptif terhadap berbagai tren yang saat ini berkembang, sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) Desa ke-18 bahwa pembangunan desa harus bercirikan Desa Dinamis Desa Adaptif.

“Potensi Desa Ranupani yang begitu luar biasa akan sia-sia jika warganya tidak inovatif untuk memanfaatkannya. Tapi saya melihat saat ini ada sepeda gunung, ada alat pendakian, tenda, gamelan, rumah adat tolong dijaga betul supaya bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin,” kata dia.

Mendes PDTT juga mengingatkan agar pembangunan Desa Ranupani mengedepankan budaya gotong royong dan tidak boleh mengedepankan ego pribadi atau kelompok.

Pembangunan desa diharapkan bisa dilaksanakan tanpa keluar dari akar budayanya, misalnya dengan dilaksanakannya upacara adat yang disertai dengan pengambilan video.

“Selain itu juga penguasaan bahasa asing sehingga dapat berkomunikasi dengan wisatawan internasional yang berkunjung,” imbuh dia. (ip/sup)

Related posts

Mentan ajak Akselerasi Ketahanan Pangan Nasional dengan Sorgum

Begini Ciri-Ciri dan Sanksi Jika Menyebarkan Hoaks

Sandiaga sebut Desa-Desa Wisata di Subang punya Daya Tarik Kuat