Surabaya, mediakorannusantara.com – Pengurus PW Fatayat NU, Lia Istifhama, resmi mendaftar sebagai Calon Wakil Wali Kota Surabaya 2020 melalui partai politik PDI Perjungan.
Dalam kesempatannya tersebut Ning Lia mengingatkan kembali fenomena Mega Bintang di tahun 1997. Kala itu aliansi antara PDI Pro Mega dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sangat dahsyat. Bahkan rezim orde baru yang saat itu masih sangat kuat dibuat ketar-ketir.
“Saya mengenang kembali fenomena aliansi Mega Bintang. Meski saat itu saya masih SMP, namun masih terkenang jelas. Apalagi ayah saya sebagai salah satu tokoh penggagas Mega Bintang di Surabaya, hari ini ikut mendampingi saya,” ujar putri KH. Masykur Hasyim itu
Lebih lanjut ia mengungkapkan fenomena aliansi Mega Bintang di sejumlah kota termasuk Surabaya adalah embrio perlawanan masif yang akhirnya menumbangkan rezim orde baru setahun kemudian. Bersatunya kekuatan PDI dengan PPP itu mewakili dua unsur bangsa ini, yakni Nasionalis dan Religius. Dengan begitu, perlawanan terhadap rezim orde baru menjadi signifikan.
“Aliansi Mega-Bintang pernah terjadi di era orde baru, saya berharap bisa kembali terjadi lewat pilwali Surabaya. Saya membuka peluang itu, dengan memilih mendaftar sebagai Cawawali. Saya serahkan Cawalinya kepada PDIP sebagai partai pemenang pemilu,” tukas keponakan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa ini.
Ning Lia menegaskan siap bersinergi dengan program prioritas yang diusung PDI Perjuangan. Menurutnya, bila sudah berkoalisi harus mengutamakan kebersamaan.
ia juga berkomitmen tetap menjaga hubungan baik dengan siapapun, termasuk berkomunikasi intensif beserta partai politik lain.
Diketahui, Lia juga menjadi salah seorang kandidat yang mengembalikan kelengkapan berkas sebagai kandidat ke Kantor DPD PDIP Jatim pada hari terakhir, Sabtu (14/9/2019).
Ia datang diantar puluhan relawan pendukung dan menyempatkan bernyanyi bersama usai proses pengembalian formulir. (mas/wan)