Surabaya (KN) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kedatangan tamu dari Komite Ekonomi Nasional, Jumat (19/4). Kedatangan tamu istimewa itu untuk mengetahui langsung kemajuan pembangunan dan juga berbagai kebijakan yang sudah diimplementasikan oleh Pemkot Surabaya untuk menyejahterakan warganya.Rombongan Komite Ekonomi Nasional yang dipimpin Chairul Tanjung, diterima Walikota Surabaya Tri Rismaharini beserta jajaran kepala SKPD di Balai Kota Surabaya. Dalam pertemuan yang berlangsung gayeng tersebut, Walikota Risma memaparkan banyak hal. Selama hampir satu setengah jam, Walikota Risma menjelaskan A sampai Z tentang Surabaya.
Mulai dari pelaksanaan pemerintahan yang bersih (e-government), reformasi birokrasi di Pemkot Surabaya seperti memberikan kemudahan dalam perizinan via Single Windows System , program-program pro masyarakat, penanganan banjir, dan penataan Pedagang Kaki Lima (PKL). Termasuk juga progres pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan, sekolah, pasar, sentra PKL, rumah susun,dan juga proyek transportasi massal berupa trem dan monorel.
“Mungkin memang belum sempurna yang kami lakukan. Tetapi kami terus bekerja keras agar kota ini terus bergerak maju untuk kesejahteraan warga,” tegas Walikota Risma menutup paparannya yang lantas disambut aplaus oleh Komite Ekonomi Nasional.
Saat pemaparan, beberapa kali Walikota Tri Rismaharini juga melakukan dialog dengan Ketua Komite Ekonomi Nasional, Chairul Tanjung, tentang apa yang sedang dipaparkan. Seusai paparan, Charul Tanjung lantas memberikan apresiasi positif. Terutama terkait efisiensi yang dilakukan Walikota Risma.
Menurut pengusaha sukses kelahiran Jakarta ini, Walikota Risma berhasil mengatasi masalah yang selama ini menjadi problem utama para aparatur pemerintahan. Masalah tersebut yakni persoalan dana.
“Satu hal di pemerintahan, orang selalu bicara keterbatasan dana sehingga tidak bisa melakukan inid an itu. Selalu anggaran, baik di pemerintahan kabupaten/kota, provinsi, hingga di kementrian. Nah, Bu Wali telah melakukan perubahan paradigma. Dengan dana relative limited, tetapi dana bisa dimanfaatkan untuk A hingga Z dengan system yang baik,” ujar Chairul Tanjung.
Chairul Tanjung mengatakan, kedatangan Komite Ekonomi Nasional ke Kota Surabaya untuk melihat langsung perkembangan ekonomi Kota Pahlawan, termasuk tatanan kesejahteraan masyarakatnya.
“Komite Ekonomi ini dibuat oleh presiden untuk nantinya memberikan masukan berupa rekomendasi terhadap kebijakan di bidang ekonomi, sehingga dapat menjadi masukan untuk disampaikan ke presiden dan diimplementasikan di kabinet, guna mendukung perekonomian nasional. Kami melihat langsung kegiatan di lapangan, baik di provinsi khususnya di kabupaten/kota,” tegas dia.
Selain pemaparan berbagai hal oleh Walikota Risma, dalam pertemuan tersebut juga berlangsung sesi diskusi. Beberapa anggota Komite Ekonomi Nasional, mengajukan beberapa pertanyaan yang kemudian dijawab oleh Walikota.
Anggota Komite Ekonomi Nasional, seperti Antonius Syafi’i, Prof Dr Hermanto Siregar dan Sandiago Uno, bergantian mengajukan pertanyaan yang langsung dijawab Walikota Risma. Diantaranya pertanyaan terkait proses pengambilan kebijakan, sikap walikota terhadap pegusaha di Surabaya, langkah yang dilakukan walikota untuk menghindari korupsi, hingga pekerjaan rumah paling berat yang harus diselesaikan walikota.
“Saya kira, tantangan yang paling berat adalah bagaimana membangun SDM di masyarakat. Karena itu, saya seringkali turun langsung ke masyarakat untuk mengajari mereka bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Sebetulnya bukan karena tidak bisa, tetapi tidak mau,” ujar Risma. (anto)