Surabaya (KN) – Kinerja sektor industri Jatim dibawah kepemimpinan Gubernur Dr. H. Soekarwo menunjukkan peningkatan dalam empat tahun terakhir dan berada diatas kinerja nasional mendapat pujian Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Darmin Nasution.“Dalam beberapa tahun terakhir, kinerja sektor industri secara nasional cenderung menurun, namun yang menarik, kinerja Jatim cenderung meningkat dan berada diatas nasional. Salah satu faktornya, karena Gubernurnya Soekarwo memiliki semangat dan kreativitas,” puji Darmin Nasution saat membuka Workhsop Nasional bertema “Perkuatan Sektor Industri Manufaktur/Prosessing di Indonesia” dan Pembukaan Jatim Fair 2015 dalam rangka Hari Jadi ke-70 Provinsi Jawa Timur di Ballroom Grand City Mall Surabaya, kamis (8/10/2015).
Sebelum melontarkan pujiannya, Darmin Nasution menyimak dengan serius paparan Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo secara gamblang tentang perkembangan dan strategi untuk meningkatkan kinerja sektor industri Jatim pada 2011 hingga 2015.
Gubernur Soekarwo mengatakan, pertumbuhan Industri Nasional sejak 2011 cenderung melambat, dari 6,26 persen menjadi 4,2 persen pada Semester I 2015 sebaliknya Industri Jatim mengalami percepatan dari 4,57 persen ke 5,29 persen pada Semester I 2015.
Tak hanya itu, kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Industri Jatim terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional juga konsisten meningkat, pada 2011, Jatim menyumbangkan 19,2% atau sebesar Rp. 326,63 triliun dari total PDB Nasional yang mencapai Rp. 1.704,25 triliun.
Jumlah tersebut meningkat pada 2014, dimana PDRB Industri Jatim berkontribusi sebesar Rp. 445,30 triliun atau sebesar 20,1 % terhadap PDB Nasional yang mencapai Rp. 2.215,75 triliun. Sedangkan sampai dengan Semester I 2015, PDRB Jatim memberikan kontribusi sebesar 20,6 persen atau sebesar Rp. 241,88 triliun terhadap PDB nasional yang mencapai Rp. 1.176,10 triliun.
Soekarwo menuturkan, meningkatnya kinerja sektor industri dalam empat tahun terakhir tidak terlepas dari strategi pembangunan ekonomi yang fokus memperkuat tiga aspek utama, yakni strategi Peningkatan Produksi untuk menghasilkan daya saing produk, baik skala UMKM dan Besar, strategi Pembiayaan yang kompetitif, melalui linkage program ( Pemprov-Bank Jatim-BPR Kabupaten/Kota), dan strategi Pemasaran Yang Kompetitif melalui 26 Kantor Perwakilan Dagang (KPD) yang didukung oleh Asosiasi Asisten Perekonomian dan Pembangunan untuk mendukung perdagangan komoditi antar Provinsi.
“Perkuatan 3 aspek ekonomi, yakni Produksi, Pembiayaan yang kompetitif dan Pemasaran ini Saya namakan “Jatimnomic”. Inilah trisula strategi pembangunan kami untuk menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mendatang” kata Pakde Karwo yang disambut tepuk tangan para peserta workhsop.
Untuk meningkatkan produksi maupun daya saing produk, khususnya UMKM, Pakde menggunakan pembangunan secara partisipatoris. Artinya, UMKM diajak bicara untuk mengusulkan/merencanakan dan memutuskan solusi terhadap masalah yang dihadapi, utamanya, masalah Sumber Daya Manusia (SDM), maupun permodalan. (yo)