Jakarta, mediakorannusantara.com – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengajak para bidan untuk meningkatkan komitmen dalam mengawal program percepatan penurunan stunting guna mewujudkan generasi Indonesia unggul.
“Penurunan stunting erat dengan peran bidan, mari mengawal dan memberikan pendampingan kepada keluarga,” katanya dalam webinar puncak HUT ke-71 Ikatan Bidan Indonesia (IBI) secara daring, dari Jakarta, Jumat (24/6/2022).
Pendampingan tersebut menurutnya penting diberikan kepada pasangan yang akan menikah, hamil, ibu pascapersalinan dan pendampingan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) bayi baru lahir, juga mengenalkan alat kontrasepsi yang baru dalam program keluarga berencana (KB).
“Bidan dapat memberikan KIE untuk peningkatan pemahaman pengetahuan tentang stunting kepada ibu hamil termasuk cara pencegahannya, pencegahan anemia, pencegahan berat bayi lahir rendah (BBLR) sejak masa antenatal, serta memberikan pemahaman untuk mengatur jarak pada tiap kehamilan,” tambahnya.
Bidan kata Hasto Wardoyo, juga dapat melakukan skrining awal faktor risiko stunting pada bayi, dan melakukan pendampingan pada tumbuh kembang bayi usia 0-23 bulan dan usia 24 sampai 59 bulan.
Disebutkan ada 12 provinsi prioritas dalam percepatan penurunan stunting karena angkanya masih tinggi. Tujuh provinsi di antaranya yakni; Sulawesi Barat, NTT, Aceh, NTB, Kalsel, Sulawesi Tenggara dan Kalbar, sementara lima provinsi lainnya dengan kepadatan penduduk tinggi yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Sumatra Utara.
“Indonesia memang masih dipetakan dalam kondisi yang merah di mata dunia karena prevalensi stunting beberapa provinsi diestimasi masih di atas 30 persen,” tambahnya.
Dikatakan Indonesia bisa belajar dari Peru yang bisa menurunkan stunting empat persen per tahun, dengan fokus pada keluarga miskin, skema pendanaan bagi layanan kesehatan, sanitasi, dan lingkungan yang baik.
Selain itu, lanjutnya, ada Maharasta dengan advokasi pentingnya HPK, dan Bolivia yang berhasil menurunkan stunting 2,5 persen dengan program ASI eksklusifnya, juga Korsel dengan penyiapan bagi kehamilan serta intervensi gizi.
“Peran bidan dalam hal itu sangat kritikal untuk memutus stunting, mari bertekad untuk mendampingi masyarakat dengan baik sehingga tidak menjadi berisiko stunting,” tutup Kepala BKKBN (wan/in)