Jakarta (MediaKoranNusantara.com) – Kementerian Sosial (Kemensos) membenarkan adanya aksi penjarahan yang dilakukan warga pasca-gempa Palu dan Donggala. Namun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menampiknya.
“3 SPBU dijarah massa, 4 mini market dijarah massa,” kata Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos, Harry Hikmat, Senin (1/10/2018).
Aksi penjarahan itu terjadi pada Minggu (30/9/2018). Saat itu listrik masih belum menyala.
“Kondisi di Palu, Donggala, Sigi dan Parigi untuk listrik belum nyala, air semakin sulit,” ujar Harry.
Sementara itu bantuan logistik dari Kemensos belum sepenuhnya sampai. Harry belum memastikan kapan bantuan itu akan sampai lokasi.
“Bantuan logistik Kemensos dari Bekasi dan Makassar belum sampai,” ungkap Harry.
Pernyataan Kemensos itu dibantah oleh Jokowi. Jokowi mengaku tidak menyaksikan langsung aksi penjarahan itu saat dirinya berkunjung ke Palu dan Donggala.
“Saya tidak melihat di lapangan seperti itu. Karena toko-toko itu pun tutup,” ujar Jokowi.
Kalaupun ada masyarakat korban gempa bumi yang mengambil bahan makanan di toko atau mininarket, Jokowi menegaskan bahwa aksi itu bukanlah penjarahan, melainkan bentuk kebaikan hati pemilik toko untuk membantu sesamanya yang sedang kesusahan.
“Ya mungkin hanya satu dua peristiwa, karena toko memberikan untuk membantu saudara-saudaranya. Jadi itu semuanya dalam proses membantu,” ujar Jokowi.(dtc/kcm/ziz)