Karimunjawa (MediaKoranNusantara.com) – Di tengah pameran prestasi pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia terhampar sebuah pemandangan ironis. Para siswa di Karimunjawa, Jawa Tengah dipaksa berjubelan di atas truk untuk bisa mencapai sekolahannya.
Pemandangan memilukan ini muncul akibat kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang dipicu mandegnya distribusi dari Pertamina. Sehingga, angkutan umum tak beroperasi.
Truk pengangkut siswa ke sekolah ini merupakan kendaraan dinas Forkompincam Karimunjawa. Jumlahnya pun terbatas.
Sejak terakhir pasokan BBM dilakukan 13 Januari lalu, kegiatan belajar-mengajar di sejumlah sekolah terhenti karena mayoritas siswanya tidak berangkat. Sebab, hampir semua alat transportasi kehabisan BBM.
Sekretaris Camat Karimunjawa, Nor Sholeh menuturkan, sejak kelangkaan BBM terjadi di Karimunjawa, banyak aktivitas yang terganggu, salah satunya sekolah.
“Kelangkaan BBM berpengaruh terhadap proses belajar mengajar karena pelajar di sini rata-rata memakai kendaraan sendiri. Jadi, sejak BBM habis kendaraan mereka otomatis tidak bisa jalan,” kata Sholeh, Rabu (31/1/2018).
Kondisi tersebut terjadi di sekolah tingkat SMP dan SMK sederajat yang berada di Karimunjawa dan Kemojan. Di antaranya SMP, SMK, MTs dan MA.
“Ada empat sekolah yang terdampak kelangkaan BBM. Bukan hanya pelajar, beberapa guru juga ada yang ikut mobil kami. Kalau untuk SD masih diantar orangtua dan jaraknya tidak terlalu jauh,” paparnya.
Sehingga, Sholeh melanjutkan, Forkompincam mengambil langkah memobilisasi pelajar untuk antar dan jemput ke sekolah masing-masing. Titik kumpul pelajar berada di Kantor Kecamatan dan sebagian lagi menunggu di pinggir jalan dekat rumahnya.
“Kami antar jemput menggunakan mobil yang berbahan bakar solar. Karena ketersediaan solar masih ada di mobil dan beberapa yang tersisa milik masyarakat,” lanjut dia.
Dikatakannya, ketersediaan solar yang ada di masing-masing mobil dan di masyarakat dapat digunakan untuk antar dan jemput sekolah dan kedinasan selama 3 hari ke depan.
“Kemungkinan tiga hari ke depan masih cukup. Semoga saja. Kami belum tahu persisnya kapan akan ada pasokan karena gelombang masih tinggi,” pungkasnya.
Di sisi lain, Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR IV, Andar Titi Lestari mengatakan, izin berlayar belum keluar sehingga pihaknya harus menunggu hingga cuaca kondusif dan kapal diperbolehkan berlayar ke Karimunjawa.
“Pertamina sudah menyiapkan kapal untuk suplai BBM ke Karimunjawa, tapi karena cuaca buruk dan belum keluarnya izin layar dari Syahbandar Tanjung Emas maka kami menunggu hingga diterbitkannya izin layar,” kata Andar.
Untuk pengiriman ke Karimunjawa, Pertamina MOR IV sudah menyiapkan bahan bakar jenis Pertalite 25 KL, Bio Solar 45 KL, dan Dexlite 5 KL. Andar belum mendapat informasi prediksi kapan kapal pengangkut BBM itu bisa berlayar ke Karimunjawa.(dtc/ziz)