Jakarta (MediaKoranNusantara.com) – Strategi perang gerilya yang dimulai dari kota Yogyakarta hingga desa Sobo, Pacitan dipimpin oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman dilaksanakan mulai bulan Desember 1948 hingga Juli 1949. Strategi ini dilaksanakan untuk mengulur waktu sekaligus mengkonsolidasikan kekuatan perlawanan bersenjata mempertahankan kemerdekaan dari Agresi Militer Belanda II. Dengan demikian Pacitan menjadi salah satu daerah penting dalam strategi perang gerilya tersebut.Hal ini disampaikan Kapusjarah TNI Brigjen TNI Prantara Santosa, S.Sos. M.Si. M.Tr.(Han) pada saat memberikan arahan kepada tim pendamping dan produser Film The East Indies yang berasal dari Belanda, bertempat di kantor Pusjarah TNI, Jakarta, sebelum berangkat menuju lokasi shooting daerah Pacitan, Jawa Timur, Senin (11/3/2019).
Selain mempunyai kaitan penting dalam sejarah perang kemerdekaan, Pacitan mempunyai potensi wisata pantai yang sangat beragam. Sehingga kehadiran crew dan kegiatan shooting The East Indies di wilayah ini akan memberikan dampak ekonomi dan pariwisata yang sangat baik bagi Pacitan dan sekitarnya.
Sementara itu, pada kesempatan diskusi dengan tim produser yang dihadiri Mr. Andrew David Ernster selaku Commercial Distributor Film The East Indies di lokasi shooting mengatakan bahwa film ini rencananya akan diputar secara komersial mulai bulan Maret 2020 diseluruh dunia. “Kerjasama aparat pemerintah daerah dalam proses shooting film ini sangat kami hargai dan saya berharap potensi wisata Pacitan dapat terbantu dengan publikasi film ini nanti”, tambahnya.
Tim dari Pusat Sejarah TNI (Pusjarah TNI) dipimpin oleh Kolonel Kav M.Rafi’i selaku Kepala Bidang Umum Pusjarah TNI melaksanakan pendampingan alur sejarah perang kemerdekaan kepada tim produser The East Indies.
Hadir bersama tim pendampingan Pusjarah TNI dalam diskusi dengan tim producer The East Indies, Kepala Desa Watu Karung, Pringkuku Ibu Wiwid Peni Dwi Antari, Kasdim 0801/Pacitan Mayor Inf Tommy, dan Danramil 0801/12 Pringkuku Pelda Sunaryo. (KN01/Puspen/TNI)