Surabaya (KN) – Komunitas Masyarakat Sadar Teknologi Informasi (Kamasati) Indonesia melaporkan kasus dugaan sedot pulsa ke Polda Jatim. Setelah melaporkan, mereka melanjutkan aksinya dengan membakar kartu perdana, sebagai bentuk kekecewaannya.
“Aksi yang kami lakukan, sebagai bentuk kekecewaan kami terhadap operator yang tidak jujur,” kata Koordinator Kamasati Indonesia, Teguh Adi Srianto kepada wartawan di Mapolda Jatim, Senin (17/10/2011).
Seminggu setelah dibuka secara resmi 9 Oktober 2011 lalu hingga Senin (17/10/2011), Posko Kamasati (Komunitas Masyarakat Sadar Teknologi Informasi) Indonesia kian menjadi jujugan warga mengadu terkait kasus ‘perampokan pulsa’. Setidaknya total lebih dari 55 laporan ‘perampokan pulsa’ telah memenuhi daftar pengaduan masyarakat.
Dari sekian banyak pelapor, 20 diantaranya memastikan siap melanjutkan aduan itu menuju proses hukum. Mereka mengaku ketegasan sikap tersebut sebagai bentuk protes pada operator yang sudah merugikan.
Koordinator Kamasati Indonesia Teguh Adi Srianto mengatakan, dari tabulasi data sementara, Indosat merupakan satu di antara operator yang paling banyak dikeluhkan pelanggannya, disusul XL dan Telkomsel. Masing-masing 5 pelanggan melaporkan kasus pencurian pulsanya.
Selain operator berbasis teknologi GSM, pelanggan CDMA juga tak sepi laporan aduan. Esia menjadi salah satu kartu selular yang dianggap paling rajin melakukan sedot pulsa ke pelanggannya. “Kami sudah melaporkan dan sudah diterima cyber crime,” tuturnya.
Ia mengatakan, tidak mendapatkan nomor laporan polisi, alasannya laporan pengaduan yang disampaikannya dinilai sebagai laporan informasi.
“Kata penyidiknya, sebelumnya sudah ada laporan dan laporan kami ini ditambahkan untuk bahan penyelidikan. “Untuk penyelidikannya, Polda Jatim akan bekerjasama dengan Mabes Polri. Sehingga nanti ada koordinasi antara Polda dengan Mabes,” jelasnya.
Sementara Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jatim AKBP Anom Wibowo mengatakan, laporan yang disampaikan dari Kamasati sudah diterima. Namun, ada beberapa dokumen yang perlu dilampirkan untuk menguatkan laporannya.
“Laporan tadi belum didukung bukti awal. Untuk itu harus dilengkapi dulu dengan print out yang menunjukkan adannya pengurangan pulsa,” terang Anom. (red)
Foto : Kamasati Indonesia bakar kartu perdana