KORAN NUSANTARA
indeks Jatim

Inflansi Jatim Tahun 2011Di Prediksi Masih Sekitar 5 Persen

Surabaya (KN) – Pengamat ekonomi Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya sangat yakin laju inflasi Jawa Timur selama setahun ini masih sekitar 5 persen. “Kalau selama  lebaran inflasi tinggi saya kira wajar, dan Jawa Timur masih dalam kisaran 6 persen, tetapi yang terpenting adalah dalam setahun ini inflasi diperkirakan sekitar 5 persen atau di bawahnya,”ujar Imron Mawardi, Pengamat Ekonomi Unair Surabaya dalam sesi dialog di salah satu televisi, Jumat (8/9).

Imron Mawardi menambahkan jika inflasi di Jawa timur diperkirakan sekitar 5 persen, maka akan sangat berdampak pada tinggi suku bunga dasar kredit perbankan, yang akhirnya sangat baik buat sector riil.

“Nah, kalau inflasi dibawah 6 persen, saya kira tingkat bunga nanti sedikit lebih tinggi sekitar 7, 5 persen, kemudian bunga dasar kredit lebih besar 9 hingga 10 persen, dan itu cukup baik buat sektor riil.”tambahnya.

Namun, semuanya ini harus didukung oleh dunia perbankan di Jawa Timur yang harus mempunyai komitmen terhadap Bank Indonesia dengan mengedepankan transparansi terhadap suku bungah dasar kredit.

Sementara itu terkait sector barang dan Jasa di Jawa Timur pasca lebaran ini,menurut Imron Mawardi ada kecenderungan peningkatan. Sebab beberapa infrastruktur untuk menunjang lancarnya transportasi di Jatim sudah bisa dilalui seperti arteri porong dan Tol Sumo.

“sektor barang dan jasa ini mempunyai multiplayer effect , sebab sektor ini tidak terlepas dari suatu kawasan perdagangan dan industri yang sangat membutuhkan lancarnya arus trasnportasi untuk logistic mereka.”ujarnya.

Meskipun inflasi dapat ditekan dan pertumbuhan sector barang dan jasa cukup tinggi, Namun menurutnya pemerintah masih harus memperhatikan sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) yang menjadi pilar utama dalam pengentasan kemiskinan dan pengangguran.

Ia mengatakan, saat ini UKM di Jawa Timur masih harus dikembangkan agar bisa dinilai layak oleh perbankan.Sekitar 70 persen usaha kecil menengah di Jawa Timur masih belum bankable. “Mereka sebenarnya layak,tapi bank tidak bisa membiayai karena factor-faktor tertentu,meskipun sudah ada Kredit Usaha Rakyat dari perbankan. Nah disinilah peran pemerintah untuk bisa memaksimalkan sosialisasi terhadap UKM agar bisa dinilai layak atau bankable oleh perbankan.” ujarnya.

Jika hal ini bisa dikembangkan sangat memungkinkan sector ini bisa memberikan sumbangan terbesar untuk pertumbuhan ekonomi, sebab 95 persen UKM mampu memberikan kontribusi tenaga kerja  di Jawa Timur, sedangkan sumbangan UKM terhadap PDRB sebesar 53 persen jadi sangat berpengaruh .Sementara hanya kurang dari satu persen industri kelas besar, dan 3 persen industri kelas menengah yang memberikan kontribusi tenaga kerja.

“Hanya masalahnya, jika pemerintah ingin berorentasi pertumbuhan, maka yang diutamakan adalah sector-sektor  yang memberikan sumbangan PDB. Namun hal itu  tidak bisa meyelesaikan berbagai persoalan sosial seperti kemiskinan dan pengangguran,meski ada perhatian pada UKM dan pertanian,tetapi pemerintah harus mempunyai komitmen tinggi jika ingin mengentas kemiskinan. (yok)

Related posts

Sentra Vaksinasi Covid-19 Ditarget Layani 5000 Ribu Orang Per Hari, Gubernur Khofifah Berterimaskasih Kepada Menteri BUMN Adanya Penguatan Proses Vaksinasi di Jatim

kornus

Warga Sleman dan Boyolali Mengungsi Akibat Letusan Gunung Merapi

redaksi

Pj Gubernur Jatim Optimistis Forum Komunikasi Perhubungan 2024 Hasilkan Rekomendasi Strategis Pembangunan Transportasi Daerah dan Nasional

kornus