Surabaya (KN) – Seorang pemimpin harus mempunyai jiwa kearifan local sebagai sumber kekuatan dirinya untuk menjadi suri tauladan atau In Ngarso Sun Tulodo, dan pemimpin juga harus bisa bekerjasama dengan pihak lain atau Ing Madya Mangun karso serta seorang pemimpin harus bisa menjadi penyemangat dan pendorong bagi bawahannya atau Tutwuri handayani. Oleh karena itu, menjadi seorang pemimpin dituntut harus bisa respek pada semua orang atau semua individu.Pernyataan itu disampaikan Wakil Gubernur Jatim Drs. Saifullah Yusuf atau lekat disapa dengan sebutan Gus Ipul, saat memberikan pengarahan pada Pembukaan Diklat Pimpinan Tk. II Angt. XXXiX di Ruang sasana Krida Badan Pendidikan dan Pelatihan Prov. Jatim Jln. Balongsari Tama Surabaya, Jum’at (26/2/2016).
Menurut Gus Ipul, kearifan local itu perlu dan sangat penting bagi seorang pemimpin karena didalamnya syarat dengan suri tauladan dan petunjuk yang bisa menuntun dan dijadikan patokan kita sebagai Abdi Negara dan abdi masyarakat supaya kita yang diberi amanah ini tidak salah jalan atau salah langkah.
Sebab, lanjutnya, didalam kearifan local tersebut sudah ada yang namanya idealisme bagi seorang peminpin, terus ditambah lagi bagaimana menjadi seorang pemimpin itu harus profesionalisme dan yang terakhir adalah menjadi seorang pemimpin itu harus mampu dan bisa menjadi inspirasi bagi yang dipimpin. Tiga hal itulah sudah melekat sejak sebelum merdeka dan model ini juga yang dijadikan telah model atau digunakan kepemimpinan Ki Hajar Dewantoro.
Dan model kepepimpinan pula yang digunakan atau dipakai dalam method Diklatpim II saat ini yakni method pola baru dan berbeda dengan diklatpim tahun sebelumnya. Yakni diklatpim II model sekarang ini adalah mempunyai multi planner effect dan peserta diklat dituntut harus mampu dan bisa membuat inovasi serta perubahan bagi SKPD masing-masing. Namun begitu, tidak meninggalkan budaya local yaitu etika dan sopan santun serta tetap menghargai yang lebih tua atau atasan, karena perubahan yang dibuat tersebut harus melibatkan keputusan dan persetujuan orang banyak dari SKPDnya.
Mengapa demikian? Kata Wagub, karena seorang pejabat eselon II tidak bisa dipisahkan dengan carut parut pemerintahan hal ini dikarenakan pejabat eselon II memiliki peranan yang sangat menentukan dalam menentukan kebijakan strategis instansi yang dia pimpin serta seluruh stake holder. “ Untuk itu, kebijakan seorang harus bisa membawa perubahan yaitu kebijakan yang dikeluarkan harus mempermudah dan bisa memperlancar urusan bagi masyarakat. Jangan malah sebaliknya atau tambah mempersulit,: jelasnya.
Itulah, tambahnya, tugas penting seorang pemimpin yang salah satu adalah membuat perubahan dan inovasi positif bagi masyarakat atau yang dipimpin. Karena pemimpin yang invatif itu selalu mempertahankan nilai-nilai yang baik dan menambah khasanah baru yang lebih baik untuk mengadsi serta memasukkan dalam kebijakan yang telah dibuat.
Ditempat yang sama Kepala LAN RI, DR. Adi Suryanto mengatakan badan Diklat prov. Jatim meruapakan salah lembaga pendidikan yang terbaik di Indonesia. Mengapa? Karena setiap peserta dari Badan Diklat jatim yang mengikuti ujian lembaga administrasi Negara (LAN) pasti tidak ada yang tertinggal karena semuanya lulus. Hal itu sudah berturut-turut terjadi, padahal di waktu yang sama juga dilakukan ujian dari badan Diklat lain seperti dari makasar, jateng dan Aceh atau daerah lain, tapi mengapa peserta yang dari Diklat lain itu ada yang tertinggal atau tidak lulus 3 sampai 5 orang.” Inilah yang menjadikan kebanggaan bagi semua pihak termasuk lembaga Administrasi Negara ke badan Diklat prov. Jatim. Dan tahun 2015 kemarin kembali bandiklat mengukir prestasi lagi yakni sebagai badan Diklat terbaik di Indonesia, karena nilainya paling tinggi yakni akreditasinya A,” jelas Dr. Adi Suryanto dihadapan peserta Diklatpim II. (yo)