Surabaya (KN) – Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf mengajak masyarakat Jawa Timur untuk bersahabat dengan bencana, karena wilayah Jatim tergolong rawan bencana. Dengan demikian, ketika terjadi bencana masyarakat sudah siap untuk melakukan antisipasi sehingga bisa menghindari jatuhnya banyak korban.Hal tersebut disampaikan Gul Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim ini saat membuka Diskusi Publik Membedah Tata Kelola Bencana di Jawa Timur dalam rangka Peringatan HUT ke 71 PWI dan Hari Pers Nasional (HPN), di Hotel Santika Premier Surabaya, Senin (27/3/2017).
“Sudah sejak jaman dahulu, Jatim merupakan daerah rawan bencana. Hanya saja saat ini frekuensi kejadiannya makin sering,” ujarnya. Menurutnya, penyebab makin seringnya bencana tersebut karena adanya pendangkalan sungai, cuaca ekstrim, serta sikap masyarakat yang kurang ramah terhadap lingkungan.
Penanggulangan bencana, kata Gus Ipul juga harus dilakukan dengan cara yang cepat, sistematis, dan terukur, termasuk juga dalam hal penyampaian informasinya. Hal itu agar masyarakat cepat memperoleh informasi tentang penanganan terhadap bencana. Apalagi saat ini adalah era kemajuan teknologi iformasi, sehingga penyebaran berita di masyarakat sangatlah cepat.
“Apabila pemerintah tidak bekerja ekstra cepat, sistematis dan terukur, maka informasi yang berkembang di masyarakat bisa berbeda, dan pemerintah dianggap tidak bekerja,” ungkapnya.
Dkatakan Gus Ipul, penanggulangan bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat termasuk dunia usaha. Karena itu dibutuhkan tata kelola penanganan bencana dengan melibatkan semua pihak terkait, termasuk kelompok relawan. Di Jatim, terdapat 125 kelompok relawan yang masih berdiri sendiri, belum terwadahi. Ke depan kelompok relawan tersebut akan diwadahi dalam satu kesekretariatan sehingga tindakan yang dilakukan akan terintegrasi dan akan terjadi penguatan kapasitas.Dengan demikian, penanganan bencana diapstikan akan lebih terstrukutr dan terorganisasi baik.
Di tempat yang sama, Ketua PWI Provinsi Jawa Timur Akhmad Munir mengatakan Diskusi Publik Membedah Tata Kelola Bencana Provinsi Jawa Timur terlaksana karena adanya pemikiran kalau Jawa Timur saat ini terkepung bencana. “PWI ingin berkontribusi dalam penanggulangan bencana, sehingga memiliki satu kesamaan sikap, satu pemikiran, satu misi dengan pemerintah dalam mengatasi bencana di Jatim,” ungkapnya.
Sikap tersebut dilakukan karena penanganan bencana menyangkut nyawa, sehingga memerlukan penanganan yang cepat dan humanis.
Sebagai langkah kepedulian warga PWI terhadap penanganan bencana di Jawa Timur pada kesempatan itu dilakukan pemakaian rompi siaga bencana kepada lima orang perwakilan awak pers di Jatim sebagai tanda wartawan peduli bencana di Jatim. (yo)