KORAN NUSANTARA
Headline indeks Nasional

Gubernur Khofifah: LMDH Harus Dapat Pupuk Subsidi dan Alsintan

Jakarta (MediaKoranNusantara.com) – Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengikuti rapat terbatas (ratas) yang dipimpin oleh Presiden RI, Joko Widodo, terkait Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di Istana Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (26/2/2019).Dalam ratas tersebut, Gubernur Khofifah meminta agar Menteri Hukum dan HAM RI dapat  menerbitkan  Surat Keputusan (SK) badan hukum kepada 155 LMDH di Jatim. Dari total 1.987 LMDH yang ada di Jatim, sebanyak 1.832 LMDH telah berbadan hukum.

Selain itu, Gubernur Khofifah juga meminta agar LMDH yang ada di Jatim  masuk dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), apalagi sebagian besar masyarakat ini bercocok tanam. Dengan masuk RDKK, maka mereka akan mendapatkan pupuk, benih dan bibit yang bersubsidi, serta Alsintan atau alat mesin pertanian.

“Masuknya LMDH ke RDKK ini untuk memastikan masyarakat LMDH mendapatkan hak-hak untuk bisa bertanam lebih produktif. Untuk itu para bupati diharapkan lebih   proaktif agar dipastikan LMDH di daerahnya masuk RDKK,” kata mantan Menteri Sosial ini.

Terkait hal ini, menurutnya Menteri Hukum dan HAM akan segera memerintahkan Kanwil-nya di Jatim untuk koordinasi dengan Pemprov, supaya 155 LMDH tersebut bisa segera berbadan hukum.

Tidak hanya itu, dalam ratas ini, Gubernur Khofifah juga menyampaikan kepada Menteri Kehutanan terkait permasalahan Desa Sumbertangkil dan Purwodadi, Kecamatan Ampel Gading, Kab. Malang. Dimana, desa tersebut pada tahun 1981  sudah memiliki SK Gubernur, namun pada tahun 2016 lalu desa tersebut terverifikasi sebagai hutan lindung.

“Jadi tanggal 19 kemarin, DPRD Kab. Malang ke Kemendagri untuk melaporkan hal ini,  sementara tanggal 21 Februari 2019, Wakil Bupati Malang mengajukan surat mohon penjelasan status tanah desa tersebut kepada Mensesneg. Hal ini juga saya  sampaikan agar Menteri Kehutanan  dapat memastikan status lahan desa tersebut sebagai lahan desa mengingat kehidupan masyarakat dan berbagai pembangunan sudah berlangsung cukup lama di desa tersebut.  Jadi hal-hal teknis seperti ini bila tidak disisir  nantinya akan menimbulkan masalah berkepanjangan dan ketidakpastian di kemudian hari. Tadi Menteri Kehutanan juga sudah meminta data-datanya dan Pemprov Jatim akan segera kirim surat hari ini ,” tegasnya.

Ia menegaskan, semua langkah ini dilakukannya agar masyarakat dapat hidup tenang, kerja berkepastian, serta bercocok tanam dengan aman dan baik, tanpa harus ada kekhawatiran atau masalah yang menghantui.

“Ini kepastian hukum bagi masyarakat  yang harus kita tegakkan, apalagi kebanyakan masyarakat yang ada di sekitar hutan adalah masyarakat miskin,” katanya.

Ditambahkannya, ratas yang secara khusus dan spesifik membahas pemanfaatan lahan desa di hutan ini menjadi penting untuk menyinkronkan hal-hal terkait pemanfaatan lahan desa  di hutan, termasuk adanya sinergi  antara Kementerian Kehutanan dan Kementerian Pertanian.

Selain Gubernur Jatim, ratas yang dipimpin Presiden RI, Joko Widodo ini juga dihadiri oleh Wapres RI, Jusuf Kalla, beberapa Menteri Kabinet Kerja, serta Gubernur Jambi, Gubernur Bengkulu, dan Gubernur Sumatera Selatan. (KN01)

 

Foto : Gubernur jatim Khofifah Indar Parawansa menuju ruang rapat terbatas di Istana Presiden

Related posts

Satpol PP Surabaya Dapati 2 RHU Jual Mihol saat Ramadan, Sita 24 Botol hingga Lakukan Penyegelan!

kornus

Amankan Pilkada Serentak 2018, Kodam V Brawijaya Siap Kerahkan 5.213 Pasukan

kornus

Jurnalis Palopo Dipidana Karena Pemberitaan, Dewan Pers Sebut Turunnya Indeks Demokrasi

kornus