KORAN NUSANTARA
indeks Jatim Nasional

Generasi Muda Islam Harus Mampu Meneladani Ajaran Cinta Tanah Air KH Wahab Chasbullah

biografi-kh-abdul-wahab-hasbullah-pendiri-nuJombang (KN) – Nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air dengan jiwa Islam yang diajarkan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yang juga Pahlawan Nasional KH Wahab Chasbullah, diharapkan mampu diteladani generasi muda Islam dalam menghadapi arus globalisasi saat ini.Hal tersebut diungkapkan oleh Drs Choirul Anam salah satu sejarawan Nahdlatul Ulama dalam bedah buku karyanya yang berjudul “KH Abdul Wahab Chasbullah, Hidup dan Perjuangannya,” di Pondok Pesantren Tambak Beras Jombang, Senin (3/8/2015) malam.

Drs Choirul Anam menjelaskan, perjuangan KH Wahab Chasbullah untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan lebih dahulu muncul Sepuluh tahun sebelum berdirinya Nahdlatul Ulama, Ia menceritakan pada waktu itu KH Wahab Chasbullah sudah mengusulkan kepada KH Hasyim Asyari untuk mendirikan organisasi berbasis Ulama pesantren dengan nama Nahdlatul Wathon yang menjadikan cikal bakal Nahdlatul Ulama.“Nahdlatul Wathon kalau diterjemahkan sekarang adalah sekolah kebangsaan,”ujarnya.

Jadi menurutnya “mbah Wahab sudah jauh berfikir bagaimana membangun nasionalisme bangsa yang dijiwai oleh nilai-nilai Islam karena sejarah Indonesia lebih banyak sejarah Islam hanya karena dijajah oleh bangsa lain yang membuat intelektual masyarakat bingung”.

Ia mengakui memang sulit untuk meniru perjuangan KH Wahab Chasbullah.“Tapi setidak-tidaknya bisa meniru sedikit-sedikt, tidak banyak, Insya Allah Islam di Indonesia dan NU menjadi luar biasa,”tegasnya.

Sementara itu Ketua PBNU KH As’ad Ali mengungkapkan kekagumannya kepada salah seorang tokoh pendiri Nahdlatul Ulama KH Wahab Chasbullah. Ia menyatakan siap menjadi penggerak NU sebagaimana Mbah Wahab ajarkan.

As’ad mengatakan, Mbah Wahab adalah sosok penggerak, meski demikian ia tidak mendahului kehendak ulama. “Waktu itu beliau mengusulkan untuk mendirikan NU, tapi Mbah Hasyim mengatakan mau akan istikhoroh dulu. Kiai Wahab pun manut,” katanya

As’ad melanjutkan, salah satu peninggalan penting dari Mbah Wahab adalah mars Yahlal Wathon. Tahun 1916 mars ini wajib dinyanyikan sebelum sekolah di Nahdlatul Wathon. “Salah satu syair yang paling penting adalah Wala takun ahlal hirman, jangan kalian menjadi bangsa terjajah,” katanya.

Menurut As’ad, setelah mendapat petunjuk dari KH Maimun Zubair, ia meminta para musisi muda NU untuk menggubah lagu Ahlal Wathon seperti yang saat ini populer. “Mars Ahlal Wathon ini kita jadikan lagu wajib setiap kaderisasi PBNU. Lagu ini bisa menggerakkan kita. Apa gunanya berorganisasi kalau tidak bergerak,” katanya.

Putra Kiai Wahab Chasbullah, KH Hasib Wahab dalam kesempatan itu menyatakan rasa syukurnya, satu lagi buku tentang Kiai Wahab telah diterbitkan. “Mbah Wahab mungkin tidak mau ditulis, bahkan tidak mau mendapat gelar pahlawan nasional. Tapi buku semacam ini penting untuk mengenalkan para tokoh sesepuh dan pejuang kepada generasi berikutnya. Buku ini sangat berharga yang akan dikenang sampai nanti,” katanya. (red)

Related posts

Panwaslu Temukan Ratusan Pelanggaran Kampanye Pilpres 2014

kornus

Beri Dukungan Untuk Tim Hukum DPP Partai Demokrat, Emil Dardak Serahkan Surat Permohonan Perlindungan Hukum dan Keadilan ke PT TUN Surabaya

kornus

Kasrem 084/Bhaskara Jaya Dampingi Tim Wasev TMMD Ke 110 Kodim 0827/Sumenep

kornus