KORAN NUSANTARA
Headline indeks Jatim

Gempa Tuban Tidak Timbulkan Kerusakan dan Korban, Kalaksa BPBD Jatim Ingatkan Potensi Turunnya Hujan

Surabaya (mediakorannusantara.com) – Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6,6 dengan kedalaman di bawah 632 kilometer (km) mengguncang wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Jumat (14/4/2023) sekitar pukul 16.55 WIB.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), titik koordinat gempa berada di 6,29 Lintang Selatan dan 111,92 Bujur Timur.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jawa Timur (Jatim) Gatot Subroto menyebut, meski pusat gempa Tuban jaraknya jauh dari daratan, namun getarannya bisa dirasakan hingga wilayah Trenggalek dan Pacitan.

“Tetapi alhamdulillah kerusakan atau korban di sekitar Tuban tidak ada sama sekali, sudah kami konfirmasi. Hanya ada satu di Trenggalek rumah sempat ada sebagian bangunan yang roboh, tetapi itu juga dikarenakan memang bangunan sudah lama,” kata Gatot Subroto diemui di Gedung Negara Grahadi, Jumat  (15/4/2023) malam.

Menurut dia, meski tak terjadi gempa, bangunan yang ada di Trenggalek itu dibiarkan pun akan roboh. Ini dikarenakan kondisi bangunan yang sudah rapuh. “Jadi sebenarnya rumah itu sudah dibiarkan pun akan roboh. Jadi karena adanya dukungan gempa lebih mempercepat terjadinya roboh,” sebutnya.

Tak lupa, Gatot juga kembali mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem hingga akhir bulan April 2023. Ini sebagaimana pula yang telah diinformasikan oleh BMKG.

“Cuaca akan mengarah ke musim kemarau di akhir April, tetapi dalam perjalanan menuju ke kemarau tersebut, masih ada hujan di beberapa titik,” katanya.

Ia menyebut jika potensi turunnya hujan selama menuju musim kemarau perlu diwaspadai. Sebab, lokasinya diprediksi terjadi di beberapa tempat yang punya potensi banjir.

“Seperti di Pasuruan dan pengaruh di sungai baik itu Bengawan Solo maupun Brantas, sehingga ada potensi air yang meluber kalau curah hujannya tinggi,” ungkap Gatot.

Kepada masyarakat yang akan melakukan mudik Lebaran, Gatot juga mengimbau agar dapat mengikuti informasi perkembangan cuaca. Informasi itu telah banyak tersedia melalui kanal-kanal yang ada pada BMKG, BPBD dan beberapa lembaga pemerintah.

“Kalau cuacanya tidak bersahabat dan potensi hujan yang tinggi, mungkin bisa ngambil jalur-jalur lain untuk wilayah yang punya potensi banjir. Misalnya kalau Kraton Pasuruan banjir, berarti harus mencari (jalan) alternatif yang lain,” tandasnya. (KN01)

Foto : Kalaksa BPBD Provinsi Jawa Timur Gatot Subroto. 

Related posts

SIG dan BRIN Kerja Sama Bidang Riset untuk Ciptakan Produk dan Layanan Berkelanjutan

kornus

Cegah dan Atasi Stunting dengan Deteksi Dini

Gubernur Minta Ditjen Pajak Pusat Redistribusikan Pajak ke Daerah

kornus