Surabaya (MediaKoranNusantara.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya di awal tahun 2010 ini kembali menggelar doa bersama umat beragama yang berlangsung di lima titik lokasi secara serentak, Kamis (2/1/2020) pagi. Lima lokasi itu sesuai dengan agamanya masing-masing.Khusus karyawan atau pegawai yang beragama Islam, doa bersama digelar di Taman Surya yang juga diikuti oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Sedangkan yang beragama Kristen berdoa di Graha Sawunggaling gedung pemkot Lantai 6. Pemeluk agama Hindu berdoa di Pura Segara Jl Memet Sastrawirya Komplek TNI AL Kenjeran. Sementara pemeluk agama Budha berdoa di Vihara Budhayana Dharma Wira Center Jl Panjang Jiwo.
Bagi pemeluk agama Konghuchu, mereka menggelar doa bersama di Klenteng Boen Bio Jalan Kapasan Surabaya. Doa bersama kali ini dengan harapan Kota Surabaya aman dan terhindar dari segala bencana.
Pada kesempatan itu, Walikota Surabaya yang akrab disapa Risma itu mengucapkan terima kasih kepada seluruh pegawai di lingkungan pemkot karena telah menyelesaikan tugasnya dengan baik pada tahun 2019. Meskipun begitu, pihaknya mengatakan saat ini masih banyak tugas yang harus diselesaikan. Terutama saat ini yang paling ditekankan kesiagaan dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam.
“Saya berharap seluruhnya mulai kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), para camat dan lurah untuk menyiapkan segala sesuatunya. Minimal kita akan bagi masker di tiap kecamatan,” kata Walikota Risma di sela-sela sambutannya yang terhubung dengan teleconference di lima titik lokasi tersebut.
Risma menjelaskan bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi akan terjadi bencana tahun 2020 ini. Oleh karena itu, Walikota Risma dan jajarannya mempersiapkan segala sesuatunya untuk mengantisipasi. Salah satunya dia memastikan alat komunikasi rig Linmas menyala 24 jam nonstop.
“Jadi, saya akan pasang alat komunikasi rig di kecamatan, kelurahan, kantor OPD. Seluruhnya tidak boleh mati 24 jam, harus terpantau terus,” paparnya.
Selain itu, nantinya setiap kelurahan dan kecamatan akan disambungkan dengan solar cell yang menyalakan satu komputer, satu lampu dan satu rig. Hal tersebut dilakukan dengan harapan agar rig yang sudah terpasang tidak pernah mati di kondisi apapun. “Jadi, rig itu tidak boleh mati agar bisa terpantau 24 jam,” lanjut dia.
Seusai melangsungkan doa bersama, Walikota yang sekaligus menjabat sebagai Presiden UCLG Aspac ini kembali mengumpulkan semua kepala OPD, camat dan lurah. Mereka mendapatkan pengarahan khusus dari Walikota Risma tentang antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Bahkan, saat itu ia banyak memerintahkan berbagai peralatan yang dibutuhkan untuk menghadapi bencana dipindahkan ke kantor kecamatan atau pun kelurahan.
“Semua itu kami lakukan agar lebih dekat dengan masyarakat dan lebih efektif, sehingga kami semua bisa selamat tanpa ada kejadian apapun,” ujarnya.
Bahkan, nantinya Wali Kota Risma akan memasang layar monitor di Balai RW yang dekat dengan laut. Tujuannya untuk memantau kondisi di sekitaran laut. “Nanti masyarakat kita ajari bagaimana membaca dan memonitor cuaca. Jadi mereka ikut memantau. Kalau perlu layar monitor yang di ruangan saya bisa diambil,” tegasnya.
Oleh karena itu, saat itu ia mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dan waspada terutama para nelayan, warga yang berada di tepi sungai dan laut. Tidak hanya itu, pengendara motor pun diharapkan untuk mengenakan kacamata. “Makanya ayo kita pandai-pandai membaca alam, untuk menyelamatkan diri kita dan keluarga kita. Semoga kami semua selamat tanpa ada kejadian apapun,” pungkasnya. (KN01)