Surabaya (KN) – Menjelang penyelenggaraan Preparatory Committee (PrepCom) 3 for UN Habitat III di Kota Surabaya pada 25-27 Juli 2016 mendatang, empat kampung percontohan di Kota Surabaya siap menerima kunjungan ribuan tamu dari berbagai negara di dunia delegasi atau peserta kongres tersebut.Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Perencanaan Teknis Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Diana Kusumastuti, Senin (18/7/2016) mengatakan, empat kampung tersebut yaitu Kampung Bratang Binangun, Kampung Genteng, Kampung Gundih dan Kampung Lawas Maspati. “Empat kampung tersebut, merupakan pemenang kompetisi Surabaya Green and Clean (SGC),” katanya.
Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, Kota Surabaya menjalankan beberapa program, seperti program kampanye 3 R (Reduce, Reuce, Recycle), konservasi mangrove, peningkatan kampung (kampung improvement), pembangunan ruang terbuka hijau dan berbagai taman di kota sebagai resapan air dan mengurangi titik banjir.
“PrepCom 3 merupakan pertemuan persiapan terakhir dan terpenting menuju Habitat III yang akan diselenggarakan di Quito, Ecuador pada 17-20 Oktober 2016 mendatang.
Sebelumnya PrepCom 1 dilaksanakan di New York, Amerika Serikat (17-18 September 2014) dan PrepCom 2 di Nairobi, Kenya (14-16 April 2015),” ucapnya.
Selain sebagai pemenang kompetisi SGC yang diselenggarakan atas kerjasama pemerintah, swasta, publik, universitas, dan dukungan perusahaan media, masing-masing kampung juga memiliki ciri dan keunikan. Seperti Kampung Bratang Binangun, di kampung tersebut Pemerintah Kota Surabaya memberdayakan masyarakat dengan melibatkan warga usia lanjut untuk meningkatkan kualitas lingkungan dengan penghijauan serta kampung bebas sampah. Bahkan kampung tersebut telah mampu membangkitkan energi listrik dari sampah.
Kemudian Kampung Genteng, warganya mampu mengubah wajah dari tempat pembuangan sampah menjadi kampung yang layak huni dengan dilengkapi fasilitas pengolahan air limbah terpadu. Serta berhasil menggerakkan ekonomi masyarakat kaum perempuan melalui pengolahan buah menjadi cemilan, manisan, dan minuman sari buah yang saat ini sudah diminati secara global.
Untuk Kampung Gundih, kampung ini mengalami perubahan citra yang baik sejak adanya kader lingkungan. Perubahan wajah kampung menyebabkan perubahan perilaku masyarakat untuk tetap menjaga lingkungan. Bahkan berhasil melakukan pengolahan air limbah menjadi air bersih untuk kebutuhan perawatan tanaman. Kampung ini juga menjadi kampung yang ramah anak dengan kegiatan wajib belajar dan mengaji.\
Sementara keunikan Kampung Maspati adalah memiliki beberapa peninggalan bersejarah, bahkan pemerintah Kota Surabaya dan masyarakat berhasil menjadikannya sebagai salah satu destinasti wisata heritage di Surabaya.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya, Chalid Buchari mengatakan bahwa Pemerintah Kota Surabaya telah menyediakan wi-fi gratis di berbagai tempat. “Sekarang sudah banyak kampung yang memiliki broadband learning center, tempat warga dapat belajar komputer, internet, dan teknologi mutakhir,” ungkapnya.
Sebelumnya panitia juga menggandeng media di delapan kota dalam rangka roadshow, sosialisasi dan diskusi stakeholder. Delapan kota tersebut yaitu Semarang, Denpasar, Yogyakarta, Solo, Palembang, Makassar, Bandung, dan Jakarta.
Selain menyebarluaskan dan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai Agenda Baru Perkotaan (New Urban Agenda/NUA). Roadshow juga bertujuan menjaring masukan yang akan dibahas dalam sidang Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai acuan pembangunan perkotaan 20 tahun mendatang.
Masukan Indonesia sebagai tuan rumah PrepCom3 dan anggota biro Habitat III serta sebagai leader di Asia Pasifik menjadi pijakan penting dalam pembangunan kota di masa depan. Habitat III merupakan agenda PBB yang dilaksanakan setiap 20 tahun dengan tujuan memastikan konitmen bersama menuju pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. (anto)