Surabaya (KN) – Kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu berpengaruh terhadap efek kenaikan harga barang dan jasa, dan imbasnya mendongkrak inflasi Jawa Timur pada Desember 2014 yakni sebesar 2,38 persen. Inflasi Desember 2014 tersebut di luar dugaan karena masih cukup tinggi meskipun lebih rendah dari inflasi nasional yang sebesar 2,46 persen.Kepala Badan Pusat Statistik Jatim, M Sairi Hasbullah di kantornya, Jumat (2/1/2015) mengatakan, Pada bulan Desember 2014 Jawa Timur mengalami inflasi 2,38 persen. Dari 8 kota Indesk Harga konsumen (IHK) di Jawa Timur, semua kota mengalami inflasi. Tertinggi terjadi di Malang 2,72 persen, diikuti Jember 2,64 persen, Sumenep 2,60 persen, Kediri 2,52 persen, Banyuwangi 2,50 persen, Surabaya 2,23 persen, Madiun 2,20 persen, dan terendah di Probolinggo 2,15 persen.
Dari tujuh kelompok pengeluaran, seluruhnya mengalami inflasi. Tertinggi terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yakni sebesar 5,41 persen, diikuti oleh kelompok bahan makanan 3,24 persen. Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,60 persen, kelompok makanan jadi, minuman dan rokok 1,35 persen, kelompok sandang 0,75 persen. Diikuti kelompok kesehatan 0,55 persen, dan inflasi terendah terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,31 persen.
Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah kenaikan harga bensin, beras, angkutan dalam kota, tarif listrik, cabai rawit, cabai merah, telur ayam ras, pasir, solar, dan angkutan antar kota. Dampak kenaikan BBM tanggal 18 November 2014 masih terjadi pada tarif angkutan dan komoditi yang menggunakan jasa angkutan dalam pendistribusiannya. Dampak kenaikan tarif listrik pada November 2014 terjadi pada pelanggan listrik pasca bayar di pada Desember 2014.
Sedangkan komoditas yang harganya terkendali dan memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah turunnya harga buah-buahan seperti salak, ikan tongkol pindang, jagung manis, telepon seluler, jeruk, semangka, nangka muda, minyak goreng, tauge, dan modem internet.
Dari 6 ibukota provinsi di Pulau Jawa, semua kota mengalami inflasi dan inflasi terendah terjadi di kota Yogyakarta 1,76 persen. Inflasi tertinggi terjadi di kota Serang 3,07 persen, diikuti kota DKI Jakarta 2,74 persen, kota Semarang 2,40 persen, kota Bandung 2,34 persen dan kota Surabaya 2,23 persen.
Dari 82 kota IHK nasional, semua kota mengalami inflasi. Lima kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Merauke 4,53 persen, Jayapura 4,26 persen, Gorontalo 4,12 persen, Manado 3,83 persen dan Pare-pare 3,75 persen. Sedangkan 5 kota yang mengalami inflasi terendah yaitu Meulaboh 1,17 persen, Tual 1,43 persen, Banjarmasin 1,63 persen, Tegal 1,66 persen, dan Dumai sebesar 1,66 persen.
Laju inflasi tahun kalender Desember 2013 terhadap Desember 2014 Jawa Timur mencapai 7,77 persen. Angka ini lebih tinggi dari pada inflasi tahun kalender Desember 2012 terhadap Desember 2013 sebesar 7,59 persen. Sementra inflasi tahun kalender Desember 2013 terhadap desember 2014 nasional mencapai 8,36 persen. (red)