Surabaya (KN) – Ketua Paguyuban Rektor Peguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Jatim, Moh Hasan meminta Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang bermasalah untuk segera berbenah. Jika tidak, maka dosen asal PTN yang diperbantukan di PTS bermasalah akan ditarik.“Kita terus mendorong agar PTS yang diberi sanksi oleh Kemenristek Dikti supaya memperbaiki. Memang ada dosen PTN yang diminta untuk membantu pengajaran di PTS, tapi jika tetap begitu bisa kita tarik,” katanya dikonfirmasi, Jumat (26/6/2015).
Ia menjelaskan selama ini PTN memberikan support tenaga pengajar di beberapa PTS karena rasio pengajar dan mahasiswa berbanding tidak ideal. Selain itu, bantuan pengajar juga untuk menstimulus pengembangan pembelajaran agar lebih berkualitas. Menurutnya, kondisi yang kurang baik bagi PTS sekarang harus menjadi momentum untuk segera berbenah.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, Kemenristek Dikti sebaiknya memberikan waktu bagi PTS-PTS yang bermasalah untuk melengkapi semua kekurangan. Penutupan PTS-PTS di daerah secara tiba-tiba, justru memunculkan dampak negatif yang besar khususnya bagi mahasiswa dan masyarakat secara umum.
“Perlu juga dipikirkan untuk memberi bantuan karena ini sifatnya pendidikan maka ada unsur pembinaan. Kalau langsung ditutup kasihan, karena di sana ada mahasiswanya, ada dosennya, dan ada pegawainya,” kata Soekarwo.
Ia menambahkan, pimpinan PTS yang diberi sanksi harus secepatnya berbenah dan melengkapi semua yang dinilai kurang tepat. ”Yang saya tawarkan ini model solusi, bukan peraturan. Jadi berapa lama yang dibutuhkan untuk pembenahan, itu terserah dari kementerian. Yang jelas jangan sampai kemudian hal ini dianggap sebagai hukuman. Misalnya diberi waktu satu tahun,” ujarnya. (red)