KORAN NUSANTARA
ekbis Headline Nasional

Dosen ITB segera Kembangkan Ventilator Murah dan Akan Dibagikan Gratis

ilustrasi

 

Jakarta, mediakorannusantara.com  – Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) dan Kelompok Keahlian Ketenagalistrikan Institut Teknologi Bandung (ITB) Syarif Hidayat mengembangkan ventilator portabel CPAP yang dinamai Vent-I. Ventilator ini tergolong murah karena berbahan dasar dari barang-barang yang mudah ditemukan.

“Vent-I adalah alat bantu pernapasan bagi pasien yang masih dapat bernapas sendiri, bukan diperuntukkan bagi pasien ICU,” ujar Manajer Lembaga Pengembangan Pendidikan Salman, Jam’ah Halid yang turut serta dalam pengembangan ventilator tersebut dikutip dari laman resmi ITB. Vent-I akan dibagikan secara gratis ke rumah sakit yang sedang menangani pasien Covid-19.

Syarif mengembangkan Vent-I dengan bantuan konsultasi teknis dari tenaga medis di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Dalam proses pengembangannya mereka melakukan pendanaan publik melalui Rumah Amal Salman.

Vent-I telah dinyatakan lolos pada proses uji produk oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 21 April 2020. Vent-I dinyatakan lolos uji untuk semua kriteria uji sesuai dengan standard SNI IEC 60601-1:204: Persyaratan Umum Keselamatan Dasar dan Kinerja Esensial dan Rapidly Manufactured CPAP Systems, Document CPAP 001, Specification, MHRA, 2020.

“Dengan lolosnya uji produk ini, Vent-I dinyatakan aman digunakan sebagai ventilator non-invasive untuk membantu pasien COVID-19,” kata anggota tim Komunikasi Publik pengembang Vent-I, Hari Tjahjono dikutip dari laman ITB.

Vent-I sudah diproduksi untuk keperluan sosial. Ventilator ini akan dibagikan secara gratis kepada rumah sakit yang membutuhkan, mulai hari ini, Ahad, 26 April 2020. Untuk kebutuhan ini Vent-I akan diproduksi sekitar 300-500 sesuai dengan jumlah donasi yang diterima Rumah Amal Salman.

Selanjutnya, Vent-I akan digunakan pada pasien sesuai indikasi medis. Pemakaiannya akan dikawal oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin) di Rumah Sakit yang telah ditunjuk.

Untuk keperluan komersial yang melibatkan transaksi jual beli, saat ini masih dalam proses pengurusan surat izin edar ventilator yang diharapkan akan segera siap dalam beberapa hari ke depan. “Kegiatan ini akan dikelola oleh PT. Rekacipta Inovasi ITB,” ujar Hari.(wan/temp)

Related posts

Rusunawa Ditegaskan Wali Kota untuk MBR

kornus

Komnas HAM sebut Kasus Kematian Brigadir J makin jelas

Sidak Gedung Tempat Usaha Spa, Komisi A DPRD Surabaya Temukan Sistem Sprinkler Tak Berfungsi

kornus