Jakarta, mediakorannusantara.com -Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melakukan penandatanganan kerja sama terkait pembentukan Tim Project Management Office (PMO) Kampus Merdeka dengan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Pembentukan Tim PMO Kampus Merdeka ini bertujuan untuk menyukseskan empat program unggulan (flagship) Kampus Merdeka 2022. Tim PMO Kampus Merdeka yang akan dipimpin oleh Universitas Gadjah Mada ini terdiri atas 350 pegawai yang merupakan bagian internal UGM, pegawai institusi dari luar UGM (10%), dan pegawai kontrak.
Dalam pelaksanaan program-program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Pelaksana tugas (Plt.) Dirjen Diktiristek Nizam menuturkan bahwa rangkaian program MBKM khususnya magang menjadi salah satu transformasi besar di dalam dunia pendidikan tinggi. Hal ini bisa mendorong mahasiswa untuk mendapatkan kompetensi di luar dari program studi yang mahasiswa emban.
“Harapannya, mahasiswa mampu mengimplementasikan apa yang mereka dapat selama program MBKM berlangsung dan menjadi lulusan yang lebih siap dan handal dalam menyikapi dunia kerja ke depannya,” jelas Nizam, Rabu (2/3/2022).
Nizam menuturkan bahwa Presiden Jokowi sangat mengapresiasi program MBKM ini khususnya program magang karena ini merupakan program yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Dari hasil survei, sekitar 90% mahasiswa puas dan sangat puas dan mereka merekomendasikan program ini untuk dilanjutkan ke adik-adik kelasnya.
“Hal ini menunjukkan bahwa program ini yang mereka butuhkan dan dengan orientasi kepada mahasiswa sehingga program ini adalah jalan untuk mengembangkan kompetensi anak-anak kita sehingga ikut membangun ekonomi baru yang lebih dinamis di sisi dunia kerja,” kata Nizam.
Ke depannya, lanjut Nizam, akan banyak profesi yang bersifat statis dapat mengalami destruksi besar oleh teknologi. Salah satu contohnya Artificial Intelligence yang dapat membantu di bidang kesehatan.
“Oleh karena itu, kita harus membekali mahasiswa dengan kompetensi yang sebelumnya kita tidak pernah pikirkan ke depannya akan menjadi kompetensi yang dibutuhkan. Dengan mengikuti program MBKM ini, mahasiswa dapat mengumpulkan portofolio yang kaya untuk kebutuhan kerja di masa depan,” tambahnya.
Dalam kerja sama yang dilaksanakan dengan UGM, Ditjen Diktiristek mengharapkan hal ini dapat menjadi contoh transformasi kurikulum yang lebih cepat.
“Sebanyak 150 ribu mahasiswa ditargetkan oleh Presiden Jokowi untuk dapat bergabung dalam program magang bersama industri sehingga nantinya mampu menghasilkan generasi emas yang siap dan handal dalam menjawab tantangan di masa depan,” pungkasnya.
Program MBKM ini juga bisa menjadi suatu sarana untuk mengintegrasikan dan menyinergikan pendidikan tinggi akademik dan pendidikan tinggi vokasi di Indonesia.
Terkait hal ini, Plt. Dirjen Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto optimis bahwa program ini dapat menjadi program yang mentransformasi pendidikan indonesia untuk lebih merdeka dengan inovasi-inovasi yang bisa membentuk karakter leadership, hard skills dan soft skills mahasiswa. Harapannya mahasiswa yang menjadi peserta dalam program ini dapat dimobilisasikan ke seluruh Indonesia maupun ke luar negeri dengan segala pengelolaan yang baik di berbagai aspek.
“Terima kasih kepada rektor Universitas Gadjah Mada dan jajaran atas kerja samanya. Kita harus optimis dengan kerja sama dalam program ini MBKM dengan melakukan pengelolaan yang baik, sehingga program ini dapat menghasilkan lulusan yang paham apa yang akan dikembangkan untuk memajukan SDM,” ujarnya.
Terkait dengan kerja sama ini, Rektor UGM Panut Mulyono mengarahkan kepada tim PMO agar selalu memperhatikan sistematis dan administrasi dari program Kampus Merdeka. Pengoptimalisasian kinerja tim dalam rangkaian program MBKM tersebut tentunya dapat menjadi suatu pembuktian bahwa program MBKM ini merupakan program yang bagus untuk mempercepat pertumbuhan industri dari ide-ide kreatif mahasiswa yang cerdas dan memiliki visi yang bagus.
Plt. Sekretaris Ditjen Diktiristek Tjitjik Srie Tjahjandari turut menyampaikan apresiasinya kepada UGM atas kerja sama dan kesediaannya untuk membantu pengelolaan program prioritas Kemendikbudristek, yakni MBKM. Program MBKM ini menjadi sebuah prioritas di Kemendikbudristek karena dapat menjadi suatu manifestasi pendidikan tinggi dalam mencapai 8 indikator kinerja utama perguruan tinggi.
Ia mengungkapkan, “Kami berharap tim PMO bisa menyelesaikan tugas hingga akhir tahun dengan aman, tertib, dan senantiasa menjaga nama baik UGM dan Kemendibudristek. Saya mewakili Ditjen Diktiristek mengucapkan terima kasih atas kerja samanya dan kesigapannya dalam bergotong royong dalam membentuk transformasi pendidikan Indonesia.” (wan/inf)