Surabaya (KN) – Rencananya Dinas Perhubungan Surabaya membangun JPO dengan anggaran sebesar Rp 14 miliar yang akan dilengkapi dengan eskalator. Harapanya, dengan alat yang sering dipakai di plaza atau mall ini akan memudahkan para ibu hamil dan penyandang cacat tubuh untuk bisa menyeberang tanpa menaiki tangga. Sayangnya rencana itu tinggala rencana. Sebab sampai sekarang belum ada tanda-tandanya akan dilakukan realisasi pembangunan JPO tersebut.
Hal ini cukup disesalkan banyak pihak karena penganggarannya sebesar utu telah dilakukan dan dana juga tersedia, tetapi mengapa tak bisa direalisasi. Hal ini menandakan jika manajemen penganggaran di Pemkot Surabaya masih lemah.
“Kami hitung-hitung, untuk pengadaan tiga JPO dengan jenis itu butuh waktu cukup lama. Sisa waktu yang ada terlalu mepet,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Eddi, terkait alasan yang mendasari tak terbangunnya JPO tersebut.
Eddi mengakui, Dishub salah perhitungan terkait JPO ini. Sebab menurutnya, semula studi kelayakan pembangunan JPO ini bisa dilakukan secara paralel. Tetapi ternyata hal itu tak bisa dilakukan. Apalagi untuk melengkapi dengan eskalator, juga diperlukan komunikasi dengan pihak pabrikan di luar negeri yang membutuhkan banyak waktu. “Insya Allah, tahun depan kami anggarkan lagi. Tapi, bertahap. Satu dulu,” ungkapnya.
Wakil Ketua Komisi C Simon Lekatompessy mengatakan, fasilitas penunjang berupa eskalator dan elevator itu bisa diintegrasikan dengan JPO yang sudah ada. Namun, bisa pula dengan pembangunan JPO baru.
“Tapi kalau membangun fasilitas di JPO yang ada kayaknya sulit. Kami lihat space untuk fasilitas itu sudah tidak ada. Sulit menambahkannya jika lahan di sekitarnya sudah tak ada yang kosong,” terangnya. (anto)
Foto : Eddi Kadishub Surabaya