KORAN NUSANTARA
indeks Jatim

Dishub Jatim Sesalkan Keputusan Lisan Walikota Surabaya

Surabaya (KN) – Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub dan LLAJ) Provinsi Jatim menyatakan keputusan lisan Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang akan menurunkan status Terminal Tambak Oso Wilangun (TOW) Surabaya dari type A menjadi C sangat disesalkan. Sebab, keputusan itu dinilai terlalu terburu-buru tanpa mempertimbangkan masukan dari sejumlah komponen terkait perhubungan.

Kadishub dan LLAJ Provinsi Jatim, Ir Wahid Wahyudi MT, di Surabaya, Senin (18/2/2013) mengatakan, jika mengerti dan paham betul dengan masalah transportasi, pihaknya yakin kalau Walikota Surabaya tidak akan membuat pernyataan yang sangat kontroversial dan meresahkan pelaku usaha di bidang transportasi, baik regulator, operator, maupun masyarakat pengguna. “Sangat disayangkan jika pernyataan menurunkan tipe terminal TOW itu keluar dari Walikota Surabaya,” ujarnya,

Mestinya, kata Wahid, sebelum memutuskan akan menurunkan tipe terminal TOW dari tipe A (melayani bus AKDP dan AKAP) menjadi hanya tipe C alias terminal angkutan kota saja, Walikota Surabaya mengundang semua pihak yang terkait untuk berkoordinasi, mulai Dinas Perhubungan, DPRD, Organda, Pakar Transportasi, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), hingga Yayasan Layanan Perlindungan Konsumen (YLPK) sebagai perwakilan masyarakat.

Sebelumnya, Wahid Wahyudi menuturkan, pada rapat terakhir dengan ORI RI, ORI Jatim, pakar transportasi, Organda Jatim, Dishub Surabaya dan semua stakeholder terkait semuanya menyetujui untuk menghidupkan terminal TOW. Tentunya, semua jurusan yang ada di Terminal Bungurasih Purabaya harus ada pula di TOW.

“Kota Surabaya merupakan kota besar metropolitan area atau bisa dikategorikan kota megapolitan yang pertumbuhan ekonominya sangat tinggi sehingga kalau Surabaya ada dua terminal (Bungurasih dan TOW) sudah sangat bagus,” katanya.

Dia menjelaskan, kalau semua semua jurusan ada di terminal TOW maka terminal ini akan memiliki aktivitas padat atau menjadi situasi dan kondisi TOW menjadi hidup. “Para pengusaha dan para pedagang yang berada di TOW akan semakin hidup. Karena dengan jumlah bus yang beroperasi banyak ke berbagai jurusan maka akan semakin besar pula aktivitasnya. Akan tetapi, Pemkot Surabaya juga harus memperbaiki angkutan perkotaannya,” paparnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, sistem angkutan perkoataan di terminal TOW harus segera diperbaiki demi memudahkan pelayanan kepada masyarakat selaku penumpang. Tentunya, perbaikan ini harus dilakukan secara menyeluruh atau serentak dibuka rutenya.

“Jangan sampai orang yang turun di TOW mau menuju Perak ataupun ke Wonokromo menunggu berjam-jam. Tentunya, hal itu harus diperbaiki sistem angkutan perkotaan,” katanya. (rif)

Related posts

Gelar Sub PIN Polio Putaran Kedua, Pemkot Surabaya Sasar 329.616 Anak Usia 0-8 Tahun Kurang Sehari

kornus

Persoalan PKL Masih Amburadul, Satpol-PP Surabaya “Loyo”

kornus

Hasil Studi di Belanda, Desain Kalimas Diubah Lebih Mempesona

kornus