Surabaya (mediakorannusantara.com) –
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus menebar kebermanfaatan di berbagai bidang, termasuk dalam bidang pertahanan. Hal ini diwujudkan melalui pengembangan Dashboard Simulasi Kekuatan Geoteknologi Pertahanan Indonesia di Laut Natuna Utara (Dasina) oleh tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) ITS.
Ketua tim KKN Abmas ITS Prof Erma Suryani ST MT PhD menyampaikan, Laut Natuna Utara merupakan wilayah Indonesia yang sangat strategis. Wilayah ini juga memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar. “Namun demikian, wilayah ini dihadapkan dengan berbagai tantangan, baik dari segi keamanan maupun lingkungan,” terang Erma saat demonstrasi Dasina, Selasa (20/8) lalu.
Tantangan itulah yang mendorong tim dari Departemen Sistem Informasi (SI) ITS; Pusat Kajian Kebijakan Publik, Bisnis dan Industri (PKKPBI) ITS; dan Universitas Telkom tersebut bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) untuk mengembangkan Dasina. Dashboard interaktif yang didemonstrasikan di Gedung Soewarso STTAL ini mampu menyajikan data dan informasi terkait kekuatan Indonesia di wilayah Laut Natuna Utara. “Dasina akan bermanfaat bagi pengambilan keputusan dalam bidang operasional, taktikal, maupun strategis,” tuturnya.
Guna memaksimalkan potensinya, terdapat beberapa fitur yang diintegrasikan pada dashboard ini. Secara garis besar, fitur-fitur tersebut terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama terdiri dari executive summary, rekomendasi, policy brief, serta peta. Executive summary menunjukkan ringkasan kondisi terkini di Laut Natuna Utara berdasarkan tiga perspektif, yaitu pertahanan dan keamanan (hankam), infrastruktur hankam, serta sumber daya laut.
Selanjutnya, fitur rekomendasi menyediakan beberapa usulan kebijakan yang dapat diambil untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh Laut Natuna Utara. Rekomendasi tersebut bersumber dari fitur policy brief yang menyediakan beberapa permasalahan yang sedang melanda wilayah ujung selatan dari Laut China Selatan tersebut. Lalu, tim Abmas ITS juga menyediakan fitur peta yang menunjukkan batas-batas wilayah serta pemantauan kapal yang berlalu-lalang di wilayah tersebut.
Bagian kedua dari dashboard ini berisikan model yang mampu menganalisis kondisi di Laut Natuna Utara. Pada bagian ini, tim yang diketuai oleh guru besar dari Departemen SI ITS tersebut mengintegrasikan aplikasi Vensim dengan Dasina. Aplikasi Vensim sendiri digunakan untuk mengembangkan dan mengemas model umpan balik dinamis. Melalui integrasi ini, Erma beserta tim membuat model yang mampu mengalkulasi dan memproyeksi berbagai variabel yang signifikan dalam pertahanan dan keamanan Laut Natuna Utara di Dasina.
Model yang dikembangkan selanjutnya diintegrasikan dengan platform Dasina dan diterjemahkan dalam tiga fitur. Fitur pertama adalah threats yang berisikan berbagai tantangan yang dihadapi oleh Laut Natuna Utara, mulai dari tantangan militer, non-militer, dan campuran. Fitur kedua berupa simulasi yang terdiri atas base model, scenario model, dan outcome model. Fitur ketiga merupakan summary yang menampilkan ringkasan dari hasil analisis yang telah dilakukan tersebut.
Wakil Komandan STTAL Kolonel Laut (P) Yoyok Nurkarya Santoso ST MT mengaku senang melihat hasil dari demonstrasi Dasina yang dilakukan oleh tim KKN Abmas ITS ini. Menurutnya, berbagai fitur yang terdapat di dashboard tersebut dapat membantu perencanaan kekuatan Angkatan Laut (AL) di Laut Natuna Utara. “Harapannya, beberapa masukan dari diskusi yang dilakukan hari ini dapat diterapkan agar dashboard ini menjadi lebih sempurna,” ucapnya berharap. (jack)