Kepala BPBD Papua Wiliam Manderi kepada di Jayapura, Rabu, mengatakan tim berjumlah dua orang itu berangkat ke Wamena lalu ke Tiom dan bersama BPBD Kabupaten Lanny Jaya kemudian ke Kuyawage.
Dia mengakui bahwa hingga saat ini, BPBD Papua belum memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak bencana tersebut.
“Kami masih menunggu hasil laporan staf yang ke Kuyawage untuk memastikan langkah selanjutnya yang akan diambil,” kata dia.
Berdasarkan laporan yang dia terima, bencana embun beku di daerah itu berdampak terhadap 548 kepala keluarga, empat orang meninggal dengan dua di antaranya anak-anak.
Tidak ada masyarakat yang mengungsi, sedangkan Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya sudah memberikan bantuan ke warga.
Ia menyebut untuk mencapai Kuyawage hanya dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat kecil.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Hendro Nugroho secara terpisah meminta masyarakat dan Pemkab Lanny Jaya waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti embun beku, hujan es, dan angin kencang.
Dalam menghadapi cuaca ekstrem diharapkan dibangun lumbung untuk menyimpan makanan agar saat kemarau masyarakat tidak mengalami krisis bahan pangan.
Pihaknya baru mendapat laporan terjadinya embun beku di Kabupaten Lanny Jaya setelah BPBD Papua pada tanggal 29 Juli lalu.
Embun beku dan kemarau di wilayah Lanny Jaya terjadi di Kampung Kuyawage, Kampung Luarem, dan Jugu Nomba.
“Kondisi tersebut mengakibatkan masyarakat mengalami kelaparan karena hasil bercocok tanam mengalami gagal panen,” kata dia. ( wan/ inf)