Kepala BNN RI Komjen Pol. Marthinus Hukom dalam acara penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Bakamla di Jakarta, Rabu (10/7), mengatakan ancaman narkotika terus berevolusi dengan modus operandi yang semakin kompleks dan canggih.

“Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan BNN, 90 persen penyelundupan narkotika yang terjadi di Indonesia dilakukan melalui jalur laut,” ujar Marthinus, seperti dikutip dari keterangan tertulis resmi di Jakarta, Kamis.

Maka dari itu, dirinya menilai penandatangan nota kesepahaman dengan Bakamla sebagai otoritas laut merupakan langkah strategis untuk menjawab tantangan kejahatan narkotika yang banyak memanfaatkan celah kondisi geografis Indonesia sebagai negara maritim.

Melalui kerja sama tersebut, Marthinus berharap, baik BNN maupun Bakamla, dapat membangun kepercayaan yang baik serta berpijak pada kedudukan moral yang benar serta berpegang teguh kepada undang-undang untuk kepentingan bangsa dan negara, sehingga kerja sama dapat berjalan secara optimal dan konkrit.

Ia juga berharap setelah penandatanganan nota kesepahaman, terdapat tindak lanjut seperti perjanjian kerja sama (PKS) yang lebih teknis lagi.

“Bahkan kalau memungkinkan membentuk satgas di daerah-daerah yang sangat rawan agar lebih konkrit melihat permasalahan narkotika di laut seperti apa,” katanya menambahkan.

Senada, Kepala Bakamla Laksdya TNI Irvansyah turut menginginkan adanya peningkatan kerja sama secara teknis dengan BNN sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh bangsa dan negara.

“Kerangka kerja sama Bakamla dengan BNN ini harus terus ditingkatkan dan dikembangkan secara bersama-sama dalam berbagai bentuk dan metode sehingga secara nyata dapat dirasakan oleh bangsa ini,” ucap Irvansyah dalam kesempatan yang sama.

Keduanya pun optimistis nota kesepahaman yang telah ditandatangani dapat berjalan selaras agar berdampak bagi masa depan bangsa Indonesia serta mewujudkan Indonesia yang aman dan generasi yang sehat tanpa narkoba. ( wa/ar)