KORAN NUSANTARA
Jatim

Bidan Kabupaten Mojokerto siang Cegah Stunting

Mojokerto,prestasijatim.com – Bidan adalah pekerjaan yang paling mulia, selain menyelamatkan ibu dan bayi dalam menjalankan tugas seorang bidan harus siaga selama 24 jam.
Hal itu dismpaikan Istri Wakil Bupati Mojokerto, Yayuk Pungkasiadi dalam membuka Seminar Nasional Kebidanan “Peran Bidan Mencegah Stunting Dengan Mengoptimalkan 1000 HPK” dengan tema, Bidan Melindungi Hak Kesehatan Reproduksi Melalui Pemberdayaan Perempuan Dan Optimalisasi Pelayanan Kebidanan, yang digelar dalam rangka Puncak Hari Ulang Tahun Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Mojokerto, di Hotel De Resort, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Sabtu (14/9/2019).
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Mojokerto ini juga berpesan oleh sebab itu ia berharap sebagai wadahnya para bidan, IBI dan pemerintah harus senantiasa bersinergi baik. Pihaknya akan terus mendukung segala kegiatan yang dilakukan oleh IBI .”Tetap kekompakan, jalin silahturami jaga keharmonisan, tingkatkan kapastisas.” pesanaya
Sementara Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Mojokerto, Rani Juliastuti mengigatkan setiap bidan harus up to date pengetahuan, apalagi diera industri 4.0.” Bidan saat ini hrus melek IT dan terus tingkatakan kapasitas skill pengetahuan dan layanan.” ujarnya
Selain itu setiap anggota harus tahu UU kebidanan serta senantiasa jaga kekompakan.” Tidak ada organisasi profesi idan selain IBI.” tegasnya
Sedangkan salah satu tujuan digelarnya kegiatan seminar ini adalah memberikan pengetahuan penanganan bayi dalam mencegah penyakit stunting.
“Biar teman-teman tahu hubungan antara menyusui eksklusif dan stunting dengan 1000 Hari Kehidupan Pertama. Selama ini teman-teman mengira stunting ditandai dengan fisik tubuh yang pendek. Ternyata lebih dari itu,” ujarnya Sabtu (14/9/2019).
Terkait penyajian menu gizi kepada bayi, lanjut Rani Juliastuti, menu makanan gizi dibuat dengan cara yang sederhana.”Makanan gizi mudah ditemui di mana saja. Tidak perlu harga yang mahal. Contoh saja ikan laut, itu mengandung protein yang tinggi,” imbuhnya.
Untuk pencegahan penyakit stunting di Kabupaten Mojokerto, IBI telah menyiapkan beberapa tindakan kepada masyarakat. “Kami memberikan penyuluhan di Posyandu Balita, Posyandu Remaja, Posyandu Lansia dan Kelas Ibu Hamil. Di Posyandu ini kami memberikan informasi seperti kesiapan reproduksi, pra nikah, persiapan hamil, tentang gizi bayi dan ibu hamil. Melalui penyuluhan ini, masyarakat tahu apa saja gizi yang dibutuhkan selama hamil, melahirkan dan menyusui. Yang terlibat bukan hanya bayi dan perempuan saja, tapi suami juga terlibat,” imbuhnya.
Melalui kegiatan tersebut, Rani berharap, peserta seminar bisa berbagi informasi dan materi yang telah disampaikan oleh Ketua Dewan Pembina Sentra Laktasi Indonesia (Selasi), dr Utami Roesli, kepada masyarakat dan teman seprofesi.
“Melalui kegiatan ini, Menyusui eksklusif sangat penting sekali. Jadi bukan hanya kebutuhan gizi si bayi terpenuhi saja. Tapi juga mempererat hubungan kedekatan antara bayi dan ibu. Apalagi susu buatan pabrik sendiri tidak baik bagi bayi dan si ibu.
Sementara kegiatan seminar tersebut diikuti 826 bidan se-Kabupaten Mojokerto, juga dihadiri Ketua PPNI Kabupaten Mojokerto Hartadi, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (DP2KBP2) Kabupaten Mojokerto Joedha Hadi, Kepala Dinas Koperasi Yoko Priyono, Ketua Tim Penggerak PKK.(wan)

Related posts

Bus Trans Jatim Koridor II Resmi Beroperasi, Ketua Komisi D DPRD Jatim Harap Bisa Bantu Mobilitas Warga Mojokerto – Sidoarjo

kornus

UPT BLK Surabaya Bekali Ketrampilan Melalui Pelatihan Berbasis Kompetensi

kornus

Pakde Karwo: Gerakan Kebudayaan Tetap Ditangani Disbudpar

kornus