Gresik, mediakorannusantara.com — Banjir akibat luapan Sungai Lamong di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, menerjang 11 desa di dua kecamatan, setelah hujan deras mengguyur wilayah setempat, Sabtu.13/3
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, Tarso Sagito di Gresik, Sabtu, mencatat dua kecamatan itu adalah Kecamatan Benjeng dan Kecamatan Balongpanggang.
Rinciannya, wilayah hulu ada enam desa terendam di Kecamatan Balongpanggang. Yaitu, Desa Sekarputih, Desa Banjaragung, Desa Pucung, Desa Wotansari, Desa Ngampel dan Desa Karangsemanding dengan ketinggian air paling parah 50 sentimeter.
Tarso menyebutkan di Desa Pucung ada 300 rumah terendam banjir, tepatnya di Dusun Tamping. Jalan lingkungan di daerah tergenang sampai 40 centimeter sepanjang 800 meter.
Lalu di Desa Wotansari ada 190 rumah yang tergenang jalan lingkungan tergenang 50 cm sepanjang 2 km.
Untuk di Kecamatan Benjeng, ada lima desa yang terendam banjir, masing-masing Desa Sedapurklagen, Desa Deliksumber, Desa Kedungrukem, Desa Munggugianti dan Desa Lundo.
Sedangkan untuk fasilitas umum yang tergenang meliputi balai desa, puskesmas dan SDN Sedapurklagen.
Terkait rencana normalisasi Kali Lamong, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik, Gunawan Setiaji mengatakan, akan dimulai awal April 2021, dengan memprioritaskan wilayah hilir dulu, yaitu dari Kecamatan Cerme tepatnya di Desa Tambakberas ke Jono.
“Awal April dipasang tanggul parapat seperti beton. Yang hilir dulu, karena paling bawah, terdampak wilayah Cerme, Tambakberas, Jono, Pandu. Selama ini pemilik tambak terdampak ekonomi besar,” tuturnya.
Sedangkan untuk wilayah tengah dan hulu akan dinormalisasi bertahap, karena anggaran dari Kementerian Pekerjaan Umum sekitar Rp100 miliar untuk pengerjaan betonisasi tanggul tahap pertama.
Ia berharap betonisasi membuat air bisa cepat mengalir ketika sampai di hilir, dan tidak sampai lama merendam desa.(wan/an)