Surabaya (MediaKoranNusantara.com) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jawa Timur untuk memperkuat sektor pertanian, perkebunan dan peternakan. Dengan begitu, kata dia, ekonomi Jatim dapat lebih cepat bangkit dan terus tumbuh secara inklusif.
Ajakan tersebut disampaikan Khofifah khususnya setelah terpilih dan dilantiknya pengurus Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) APINDO pada Musyawarah Provinsi IX APINDO Jawa Timur yang diketuai Eddy Widjanarko. Selamat menjalankan tugas semua jajaran APINDO Jatim periode 2022-2027.
Menurut Khofifah, Provinsi Jatim memiliki potensi yang besar di ketiga sektor tersebut. Beberapa potensi yang bisa diinvestasi para pengusaha seperti komoditas kopi dan kakao, peternakan sapi, hingga proses pengolahan padi menjadi beras premium.
Sektor pertanian komoditas padi misalnya, Khofifah menjelaskan, beras-beras yang dihasilkan dari padi di Jatim masih banyak yang kualitas medium. Oleh karenanya, Khofifah berharap para pengusaha bisa berinvestasi di sektor ini khususnya pengadaan dryer dan RMU (rice milling unit) sehingga bisa menghasilkan beras kualitas premium.
“Saya juga berharap ada penyiapan Alsintannya (Alat dan Mesin Pertanian), Harvester bisa membantu loss nya padi saat dipanen. Jika dipanen manual, lossnya bisa sampai 10 persen. Dengan harvester bisa dibawah satu persen,” Harapan ini disampaikan Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Minggu (23/1/2022).
“Dengan begitu, secara otomatis produktifitas pertanian di Jatim akan meningkat, yang dibarengi dengan bertambahnya kesejahteraan para petani juga akan semakin berlipat,” imbuh Khofifah.
Pada kesempatan yang sama, mantan Menteri Sosial RI tersebut juga memaparkan, pada tahun 2021, untuk pertama kalinya produksi padi Jawa Timur tertinggi secara nasional. Yakni sebanyak 9.934.361 ton GKG. Itu artinya, Jawa Timur menjadi sentra produksi beras terbesar di Indonesia.
“Saya ingin menyampaikan hal yang dilakukan sebenarnya sederhana, kalau sudah mulai musim hujan saya keliling, dan mengingatkan jangan telat menanam sesudah panen. Kalau jaraknya lama, kesusul kemarau dan genangan air tinggi,” kata Khofifah.
Untuk kopi dan kakao sendiri merupakan komoditas perkebunan yang paling dibutuhkan untuk mendukung ekspor Jawa Timur. Lantaran permintaan kopi dan kakao baik di pasar domestik maupun internasional selalu meningkat. Salah satunya Kopi Jember dan Bondowoso yang sudah masuk pasar internasional. Bahkan Kab. Bondowoso memiliki tagline sendiri sebagai “Republik Kopi”.
“Topografi wilayah di Jawa Timur untuk bisa dikembangkan lebih besar misalnya kopi dan kakao yang potensinya luar biasa. Hari ini kita ingin mengajak para pengusaha Jatim yang memiliki lahan, barangkali bisa bergabung dalam pengembangan kakao dan kopi di Jatim. Kita masih melihat disparitas wilayah antara selatan dan utara di Jatim, tentu kita berharap bahwa wilayah selatan yang pembangunan infrastrukturnya relatif kurang, ini kalau dibangun dengan penguatan ekonomi melalui kopi dan kakao, saya rasa akan bisa mendorong semua pihak melakukan percepatan pembangunan infrastrukturnya,” papar Khofifah.
Komoditas lainnya yang bisa dikembangkan yaitu tanaman porang sudah menjadi komoditas ekspor unggulan Jawa Timur. Tujuan ekspor tanaman porang ini mulai dari China, Jepang, dan beberapa negara lainnya.
Nilai ekspor porang yang terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2018 volume ekspor porang dari Jatim mencapai 5,51 ton dengan nilai sekitar Rp270,3 miliar. Sedangkan pada tahun 2019 meningkat 9 persen, menjadi 6 ton dengan nilai sekitar Rp297 miliar.
“Lalu pada tahun 2020 meningkat hingga 70 persen di volume 10 ton dengan nilai Rp499,08 miliar. Oleh karenanya saya berharap ada yang invest untuk membuka pabrik pengolahannya,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Khofifah mengatakan seleseinya Musyawarah Provinsi ke IX APINDO dan telah dilantiknya pengurus APINDO Periode 2022- 2027 ini diharapkan dapat memperkuat sinergitas antara APINDO dan Pemprov Jatim serta Pemerintah Kabupaten serta Pemerintah Kota yang ada di Jawa Timur.
“Kami berharap pengurus APINDO yang baru dilantik ini dapat melanjutkan sinergitas dan kolaborasi yang terbangun sangat baik selama ini. Tentu akan terus bersambung dalam meningkatkan produktivitas masing-masing jenis sektor usaha serta menguatkan lingkungan sekitarnya. Penguatan di lingkungan terdekat perusahaan menjadi bagian penting untuk menjaga ekosistem berusaha,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum DPN APINDO Hariyadi Sukamdani menyambut baik terkait penambahan dryer bagi kualitas beras para petani di Jawa Timur.
“Misinya APINDO adalah mengupayakan nilai tambah dari potensi yang ada di nasional, apakah itu subtitusi impor ataukah mengolah sumber daya yang ada di Indonesia menjadi mempunyai nilai tambah lebih tinggi,” jelas Hariyadi.
Hariyadi juga menyampaikan terimakasih atas kolaborasi yang dilakukan oleh Pemprov Jatim bersama dengan APINDO Jatim. Menurutnya, APINDO akan terus aktif bekerjasama dengan Pemprov Jatim untuk mendukung setiap kebijakan yang dilakukan oleh Gubernur Khofifah.
“Kita berharap, harus segera diisi kekosongannya ini (struktur organisasi APINDO Jatim. Supaya roda organisasi bisa berjalan normal kembali. Kita harapkan hari ini selesai semua dan bisa lebih cepat,” imbuhnya.
Dalam kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Ketua Dewan Pertimbangan DPP APINDO Jatim Alim Markus, Ketua KADIN Jawa Timur Adik Dwi Putranto, serta beberapa perwakilan pejabat OPD dilingkup Pemprov Jatim dan para anggota APINDO Jatim. (KN01)