Surabaya (MediaKoranNusantara.com) – Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir 1,5 tahun di Indonesia khususnya di Jawa Timur perlu diambil hikmah. Salah satunya adalah pentingnya membangun sistem fasilitas kesehatan yang lebih memadai untuk antisipasi kondisi kedaruratan, seperti menghadapi pandemi maupun wabah penyakit.
Karena itu, seiring dengan revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jatim 2019-2024. Panitia Khusus DPRD Jatim selaku pembahas sangat berharap Gubernur Khofifah Indar Parawansa memasukkan rencana perbaikan fasilitas kesehatan yang lebih memadai sebagai salah satu prioritas pembangunan 2,5 tahun ke depan di Jatim.
Muhammad Fawait salah satu anggota Pansus Revisi RPJMD Jatim meminta supaya Gubernur Khofifah memperhatikan kondisi fasilitas kesehatan berbagai pondok pesantren yang tersebar di seluruh Jatim.
“Selama pandemi Covid-19, sudah tak terhitung berapa jumlah kiai, habib, ulama dan santri yang wafat menjadi korban. Salah satu penyebab adalah masih lemahnya fasilitas kesehatan yang tersedia di pesantren sehingga penanganan pandemi kurang berjalan dengan baik,” kata Gus Mufa sapaan akrabnya saat dikonfirmasi, Sabtu (7/8/2021).
Pertimbangan lainnya, kata anggota Komisi A DPRD Jatim, jumlah pesantren dan santri yang ada di Jatim merupakan terbanyak di Indonesia. Bahkan jumlah santri suatu pesantren terkadang bisa mengalahkan jumlah populasi satu desa.
“Kami berharap semangat menggebu Gubernur Khofifah di awal kepemimpinannya yang konsen terhadap pesantren jangan luntur, selain OPOP untuk kemandirian ekonomi pesantren, fasilitas kesehatan pesantren juga perlu terobosan-terobosan baru untuk ditingkatkan,” imbuhnya.
Diakui Fawait, dalam menghadapi Pandemi Covid-19 kebanyakan pesantren berjuang sendiri sehingga agak kuwalahan karena campur tangan pemerintah tak signifikan, termasuk dari Pemprov Jatim. “Mudah-mudahan aspirasi masyarakat dunia pesantren ini diakomodir Gubernur Khofifah dalam revisi RPJMD Jatim ini,” pungkas bendahara DPD Partai Gerindra Jatim itu. (KN01)