KORAN NUSANTARA
indeks Nasional

Tim Ekspedisi Upacara Harkitnas di Perbatasan Indonesia-Malaysia

Nunukan (KN) – Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Sub Korwil 05 Nunukan melakukan upacara memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke 104, di wilayah perbatasan Indonesia – Malaysia, tepatnya di alun-alun Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, Senin (21/5/2012).Pagi itu, kendati hujan tak kunjung berhenti mengguyur bumi Nunukan, Komandan Tim Peneliti Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Sub Korwil 05 Nunukan selaku Perwira Upacara Kapten Marinir M. Ali Wardana, tak meng-urungkan niatnya untuk memimpin jalannya pesta Hari Kebangkitan Nasional.

Sikap pantang menyerah itu rupanya sudah lama dielu-elukan masyarakat Nunukan, sehingga teriakannya lewat pengeras suara yang menyerukan bahwa upacara segera dimulai, langsung mendapat sambutan hangat dari seluruh peserta upacara yang juga merelakan dirinya berbasah-basahan karena guyuran air hujan. Melihat situasi dan kondisi demikian, sudah barang tentu beberapa undangan yang sebelumnya masih terlihat berteduh di tepian jalan segera lari menempati posisi yang telah disediakan.

Suasana semakin semarak ketika Wakil Komandan (Wadan) Sub Korwil 05 Nunukan Selaku Komandan Upacara (Dan Up) Mayor Inf Achiruddin meneriakkan aba-aba “Siaaap Grak” dengan lantang, sehingga keseriusan pasukan upacara semakin nampak.  Bupati Nunukan, Basri pun segera menaiki mimbar Inspektur Upacara (Irup) juga tanpa payung ataupun jas hujan.

Tampak gagah menghiasi alun-alun Kabupaten Nunukan, 5 (lima) Kompi peserta upacara yang terdiri dari Tim Ekspedisi Khatulistiwa, seluruh unsur Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan, TNI / Polri, Satpol PP, Peppabri, Veteran, LSM, Bea Cukai, Guru, Pramuka, dan Pelajar, sehingga jumlah seluruhnya mencapai 655 orang.

“Upacara kali ini sungguh luar biasa, karena tak biasanya ada upacara yang bisa dihadiri oleh seluruh pejabat Pemerintah Daerah secara lengkap, bahkan sudah hadir Bupati kok masih hadir pula Wakil Bupati, ini sungguh luar biasa, sehingga semangat beliau-beliau ini sangat patut kita tauladani”, ucap Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Pancasila Jiwaku (LSM Panjiku) Mansur Rincing.

Seusai upacara, seluruh undangan bergeser menuju pelataran Monumen Dwikora (halaman Puskesmas Nunukan) untuk mengikuti jalannya drama kolosal asuhan Mansur Rincing.  Mereka berasal dari para pelajar SMKN 01 Nunukan dan SDN 05 Nunukan yang berjumlah 36 personel, serta dua guru dari SDN tersebut, dengan sutradara sekaligus penyusun naskah Maszwin, yang menamakan dirinya sebagai sang pengembara.

Drama berdurasi 1,5 jam tersebut menceritakan rakyat nusantara dalam perjuangan mengusir penjajah dan perjuangan rakyat Kalimantan Utara pada masa konvrontasi.  Acara juga diwarnai dengan pidato cilik yang dibawakan oleh Nindia Yunita, seorang siswi kelas 5 SDN 05 Nunukan.

Bukan itu saja. Sejumlah undangan tampak meneteskan air mata, manakala Akbar dan Yunike, keduanya juga merupakan siswa-siswi SDN 05 Nunukan, serta Putri Damayanti yang guru dari SDN tersebut, menyanyikan lagu-lagu perjuangan berjudul Tanah Airku dan gugur bunga.

Sementara itu, ketika ditanya tentang alasannya memilih tempat di Monumen Dwikora untuk menggelar atraksi yang melibatkan para pelajar SMK dan SD tersebut,  Mansur Rincing  mengaku bahwa para pemuda Nunukan tidak mau kehilangan sejarah. “Kalau bukan kita sebagai pemuda generasi penerus bangsa, lantas siapa lagi yang mau menjunjung tinggi perjuangan bapak-bapak kita yang sudah bersusah payah berjuang untuk negeri ini?”, ayah dari 1 putra dan 4 putri itu balik bertanya. (red)

(Sumber berita Puspen TNI/Perwira Penerangan dan Sejarah Tim Ekspedisi Khatulistiwa Sub Korwil 05 Nunukan,
Kapten Marinir Mardiono)

Related posts

Motor listrik Anubis bisa Hasilkan Listrik 450 Watt

Pemkot Surabaya Gerak Cepat Bantu Evakuasi Rumah Ambruk di Kapasari

kornus

Menteri Pertahanan Dukung Anggota TNI Ikut Seleksi Capim KPK

redaksi